• Youtube
  • Instagram
Denpasar Festival
  • Home
  • Program
  • About
  • News
    • Kilas Denpasar Festival
    • Denfest Spirit
    • Sang Kreator
    • Denfest Corner
  • Channel
  • Venue
  • Press Conference
  • Search
  • Menu
Kilas Denpasar Festival

Warisan Sakral Pedungan Mengalun Apik di Wantilan Desa Adat Renon

Malam itu, Wantilan Desa Adat Renon, terasa berbeda. Suasana magis mengiringi penampilan Gambuh Pedungan, sebuah warisan sakral yang senantiasa dilestarikan.

Penampilan Gambuh Dwi Tunggal Menesa Puseh, Pedungan – Para penari perempuan tidak boleh dalam kondisi haid saat menari

Alunan gamelan gambuh terkadang disisipi suara gemuruh yang memekakan telinga. Para penabuh dan penari Gambuh Dwi Tunggal Menesa Puseh, Pedungan tetap tampil dengan apiknya. Sabtu (18/12) di Wantilan Desa Adat Renon, Denpasar Selatan, kesenian sakral itu hadir sebagai penampil kedua dengan kisah cerita pembalasan dendam dari Kerajaan Daha ke Prabu Lasem. Pembalasan ini bukan tanpa sebab, pembalasan ini lahir akibat ulah Prabu Lasem yang mengacaukan ketentraman di Kerajaan Daha.

Pandai menari dan melantunkan kidung bukanlah syarat utama bagi seorang penari gambuh, sebab itu semua bisa dilatih. Syarat mutlak yang harus dipenuhi, khususnya bagi para penari gambuh perempuan bahwa mereka tidak boleh menari saat sedang haid. Tak hanya itu, mereka yang sudah menikah tidak boleh menarikan tarian sakral ini. Wayan Sutrisna Eka Dharma, selaku Pembina Gambuh Pedungan berujar, syarat mutlak itu sudah berlangsung secara turun-temurun di Pedungan. “Makanya setiap pementasan itu tidak bisa sembarangan. Tetap ada upacaranya, ini pun juga gelungan-nya. Sebelum dia menari itu ada sedikit pembersihan diri dulu, istilahnya pawintenan,” lanjut Sutrisna menjelaskan syarat mutlak penari Gambuh Pedungan.

Syarat mutlak itu harus pandai-pandai diakali Sutrisna, pasalnya tak terbayangkan apabila para penari yang telah berlatih berbulan-bulan batal tampil karena tiba-tiba haid. “Kebetulan kita masih punya cadangannya. Makanya kemarin pas latihan saya tanya semua, cewek-cewek terutama jadwalnya (haid) kapan. Kasihan dia sudah latihan sekian bulan ternyata yang lain dipakai, nanti jadi bingung, pementasannya jadi kacau,” ungkapnya. Meskipun dua tahun vakum, lantaran pandemi yang membatasi latihan, Gambuh Dwi Tunggal Menesa Puseh tampil tanpa cela. Sebabnya sederhana, para penari sudah berlatih sejak kecil. Bak bibit tanaman unggulan, mereka dipersiapkan sedemikian rupa untuk menjadi penari gambuh yang tulus kepada sesuhunan (leluhur). Diperkirakan sudah ada sejak tahun 1892, gambuh ini dipersembahkan kepada leluhur setiap enam bulan sekali pada hari raya Tumpek Wayang.

Penampilan atraktif Bapang Barong Naluri Manca

Sebelum terbawa oleh alunan gambuh, para penonton disuguhkan dengan atraktifnya Juara Harapan 1 Lomba Makendang Tunggal dan Bapang Barong dari Naluri Manca. Penampilan ini menuai decak kagum dari para penonton. Gerakan barong yang atraktif diiringi dengan tabuh yang dinamis, menyemarakkan suasana di Wantilan Desa Adat Renon. Wali Kota Denpasar, I G N Jaya Negara yang hadir mengunjungi tempat para seniman berkumpul pun memuji gamelan dari para penabuh Naluri Manca. “Luung munyin gamelanne (Bagus suara gamelannya),” ungkapnya. Hujan yang mengguyur Desa Adat Renon pun membawa para seniman saling mengobrol dengan Wali Kota Denpasar, obrolan yang intens tersebut membahas seputar kesenian barong, termasuk bapang barong yang digunakan seniman saat tampil.

Lawakan Ayu Maenah dan Ayu Petong menghibur penonton

Selama acara berlangsung, aksi Ayu Maenah dan Ayu Petong selama memandu acara sangatlah menghibur. Keduanya saling berceloteh tentang virus corona dan mengibaratkannya seperti manusia yang memiliki nama. Tak lupa mereka pun turut mengimbau para penonton maupun pengunjung Denfest di Wantilan Desa Adat Renon agar selalu menaati protokol kesehatan.

Mengulik Keunikan Layang-layang Bali

I Gede Agus Suprapta, pemateri Lokakarya Layang-layang memberi penjelasan kepada para peserta. Acara dipandu oleh musisi sekaligus pegiat layang-layang, Mr Botak

Layang-layang sebagai bagian dari kesenian dan aktivitas budaya masyarakat Bali turut menjadi sorot kepedulian Denpasar Festival ke-14 melalui Lokakarya Layang-layang. Acara lokakarya yang berlangsung di Wantilan Desa Adat Renon pada Sabtu (18/12) diisi oleh I Gede Agus Suprapta sebagai pembicara. Selama satu setangah jam, Agus menceritakan sederet pengetahuan soal layang-layang Bali, dimulai dari sejarah hingga tips dan trik dalam membuat layangan yang presisi.

Lokakarya yang dipandu oleh Gede Lanang Darma Wiweka alias Mr. Botak. Para peserta yang berasal dari Komunitas Rare Angon menyimak dengan seksama penjelasan dari Agus. Layangan Bali memiliki ciri khasnya tersendiri, tetapi yang paling dikenal yaitu Janggan, Bebean, dan Pecukan. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar menghasilkan layangan Bali yang kuat dengan liukan yang cantik, seperti bahan baku dan teknik pembuatan.

December 18, 2021/0 Comments/by admin
https://denpasarfestival.id/wp-content/uploads/2021/12/P1800507-scaled.jpg 1439 2560 admin https://denpasarfestival.id/wp-content/uploads/2023/12/koplogo-300x83.png admin2021-12-18 22:15:012021-12-18 22:22:08Warisan Sakral Pedungan Mengalun Apik di Wantilan Desa Adat Renon
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories

  • News
    • Denfest Corner
    • Denpasar Spirit
    • Kilas Denpasar Festival
    • Sang Kreator
  • Press Conference
  • Uncategorized

DISCLAIMER

The information contained in this website is for general information purposes only. The information is provided by Denpasar Festival Publication Team and while we endeavour to keep the information up to date and correct, we make no representations or warranties of any kind, express or implied, about the completeness, accuracy, reliability, suitability or availability with respect to the website or the information, products, services, or related graphics contained on the website for any purpose. Any reliance you place on such information is therefore strictly at your own risk.

© 2021 Denpasar Festival

Topeng Arsa Wijaya: Perwujudan Figur Pemimpin Harapan Rakyat Gemerlap Perhelatan Seni di Pasar Badung: Hadirkan Puluhan Seniman Berprest...
Scroll to top

This is a notification that can be used for cookie consent or other important news. It also got a modal window now! Click "learn more" to see it!

OKLearn More

Cookie and Privacy Settings



How we use cookies

We may request cookies to be set on your device. We use cookies to let us know when you visit our websites, how you interact with us, to enrich your user experience, and to customize your relationship with our website.

Click on the different category headings to find out more. You can also change some of your preferences. Note that blocking some types of cookies may impact your experience on our websites and the services we are able to offer.

Essential Website Cookies

These cookies are strictly necessary to provide you with services available through our website and to use some of its features.

Because these cookies are strictly necessary to deliver the website, refuseing them will have impact how our site functions. You always can block or delete cookies by changing your browser settings and force blocking all cookies on this website. But this will always prompt you to accept/refuse cookies when revisiting our site.

We fully respect if you want to refuse cookies but to avoid asking you again and again kindly allow us to store a cookie for that. You are free to opt out any time or opt in for other cookies to get a better experience. If you refuse cookies we will remove all set cookies in our domain.

We provide you with a list of stored cookies on your computer in our domain so you can check what we stored. Due to security reasons we are not able to show or modify cookies from other domains. You can check these in your browser security settings.

Other external services

We also use different external services like Google Webfonts, Google Maps, and external Video providers. Since these providers may collect personal data like your IP address we allow you to block them here. Please be aware that this might heavily reduce the functionality and appearance of our site. Changes will take effect once you reload the page.

Google Webfont Settings:

Google Map Settings:

Google reCaptcha Settings:

Vimeo and Youtube video embeds:

Privacy Policy

You can read about our cookies and privacy settings in detail on our Privacy Policy Page.

Privacy Policy
Accept settingsHide notification only