Gelaran konsep catur desa pertama kalinya dilaksanakan di Wantilan Desa Adat Pohgading. Pada Minggu (12/12), pentas seni menghadirkan para juara seni karawitan dari seluruh penjuru Kota Denpasar. Di sisi lain, terdapat acara Lokakarya Gamelan Mulut dan Genggong. Tidak lupa, stand UMKM yang telah terpilih oleh pihak desa setempat turut menyemarakkan perhelatan acara Denpasar Festival hari ini.
Sejak pukul sejak pukul 17.45 WITA, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara nampak tengah meninjau stand UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah -red) yang hadir menyemarakkan rangkaian Denpasar Festival ke-14 di Wantilan Desa Adat Poh Gading. Ia berkeliling sembari mengobrol dengan para penjaga stand UMKM. “Kenapa saya hadir mendahului itu kita berharap dimana spirit kita adalah pelaksanaan Denfest ini memberikan peluang terhadap seniman, musisi, dan pelaku UMKM walaupun belum maksimal tapi kita menyesuaikan kondisi pandemi ini,” ujarnya pada Minggu (12/12). Saat menjelang perhelatan seni karawitan, Jaya Negara nampak duduk di tengah-tengah penonton. Di bangku depan, ramai anak-anak dari desa setempat yang turut bersama Walikota Denpasar. Pentas seni karawitan pun digelar pukul 19.00 WITA yang dipandu oleh pelawak Bali, Dadong Rerod.
Pada rangkaian Denfest di Wantilan Desa Adat Pohgading, terdapat aktivitas kreatif berupa Lokakarya Gamelan Mulut dan Instrumen Genggong yang disampaikan oleh I Made Wardana, S.Sn. Acara dilanjutkan dengan pentas seni karawitan yang dipersembahkan oleh beberapa komunitas seni, diantaranya Pentas Bapang Barong dan Tabuh Pategak dari Komunitas Kubu Gendok, Gong Suling dari Gamelan Suling Madu Suwata, Tabuh Baleganjur dari Sanggar Gita Widya Kencana, dan pementasan Genggong beserta Gamelan Mulut dari Sanggar Qakdanjur. Adapun pada hari pertama pelaksanaan di Desa Adat Poh Gading, memberi ruang bagi para seniman-seniman juara dari seluruh penjuru Kota Denpasar. Hal ini dijelaskan oleh I Gusti Ngurah Murthana, S.T selaku Koordinator Acara pentas seni dibidang Karawitan Denpasar Festival. “Di Kota Denpasar ada banyak lomba-lomba, baik itu ada parade maupun semua jenis bidang seni karawitan. Kayak genggong ini punya potensi pestasi kita tempatkan di Denpasar Utara,” paparnya. Murthana lebih lanjut menjelaskan bahwa garapan seni yang melibatkan para seniman dari Desa Adat Pohgading baru akan dilaksanakan besok, Senin 13 Desember 2021.
Para Juara hadirkan Kesenian Karawitan Inovatif
Komposer dari seni karawitan, Putu Yoga Pradana Putra dari Sekaa Suling Madu Suwara memaparkan garapan spesialnya untuk Denpasar Festival kali ini. Sekaa Suling Madu Suwara menampilkan gong suling yang bertajuk “Enjoy Skank” dan “Kumbang Ayana”. Skank merupakan suatu gaya ritmis dalam musik reggae. Musik reggae berbasis pada gaya ritmis yang bercirikan aksen sinkopasi. Inspirasi genre musik raggae ini dikolaborasikan oleh Yoga dengan media gamelan suling. “Sebenarnya terinspirasi dari raggae ini karena musiknya relaks. Jadi ingin benar-benar menghibur penonton. Apalagi musik gamelan Bali yang cenderung berada pada nentatonis, sementara raggae diatonis sehingga menciptakan tantangan tersendiri,” ungkap Yoga saat dijumpai sebelum pementasan. Yoga mengaku kesulitan mengkolaborasikan musik raggae dan suling ini utamanya terletak pada pola dan instrumen yang berbeda. “Benar-benar harus mengandalkan intuisi,” tambahnya.
Tidak hanya pementasan seni karawitan, rangakain Denfest di Wantilan Desa Adat Pohgading turut pula dilaksanakan Lokakarya Gamelan Mulut dan Instrumen Genggong yang diisi oleh I Made Warsana, S.Sn. Kemudian di Gedung Dharma Negara Alaya, berlangsung pula pameran seni rupa 10 Fine Art. Denpasar Sineas Festival juga belum surut, terdapat beberapa film yang diputar hari ini, diantaranya Belajar pada Pandemi, Bagaskara, Laut Nusa Penida, dan Story.
Lebih lanjut, Walikota Denpasar sangat mengapresiasi semangat para seniman di Kota Denpasar yang tampil hari ini. “Waktu D’Youth Festival itu ada bapang barong, baleganjur, nah hasil juara kita pentaskan sekarang. Seleksi tersebut juga akan diarahkan untuk mewakili Duta Kota Denpasar untuk Pesta Kesenian Bali,” tutur Jaya Negara. Ia mengaku respons masyarakat ternyata sungguh antusias. Jaya Negara berharap kegiatan kesenian, edukasi, dan ekonomi ini dapat menjadi motivasi bangkit dari pandemi. “Bangkit, jangan menyerah dengan situasi.” Ucapnya.
Antusiasme masyarakat ini disebabkan karena konsep catur desa yang membuat Denpasar Festival benar-benar hadir di tengah masyarakat. Di sisi lain, Murthana, persiapan Lokakarya Genggong amat terbantu oleh para pihak Desa Adat Poh Gading, seperti bendesa, hingga pecalang. Sehingga langkah Denfest dengan konsep Catur Desa dan melibatkan Desa Adat sangatlah tepat. Pementasan hari ini pun turut disiarkan secara langsung pada kanal Youtube Kreativi Denpasar.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!