Panas terik menemani perhelatan Denpasar Festival yang menyasar kecamatan Denpasar Timur tepatnya di Wantilan Pengerebongan pada (16/12). Beberapa stand UMKM terlihat berdiri kokoh di pelataran wantilan. Masyarakat pun turut antri untuk mencicipi berbagai makanan dan minuman di stand UMKM.
Tak kian surut, perhelatan Denpasar Festival hari ketujuh hadir di tengah-tengah masyarakat Denpasar Timur. Bermacam stand UMKM berdiri kokoh di pelataran Wantilan Pengerebongan Kesiman. Tersedia berbagai jenis makanan dan minuman yang melengkapi jejeran stand UMKM. Beberapa diantaranya yaitu lawar kambing, ayam bakar, nasi campur, minuman segar, jajanan khas Bali, tak lupa pula tersedia berbagai makanan dan minuman kekinian.
Salah satu pelaku UMKM di Denpasar Timur, Evi terlihat menjajakan beberapa makanan dan minuman jualannya, diantaranya adalah lawar kambing, sate babi, es jeruk, cendol keraton. Ia mengaku Denfest 2021 bukan merupakan kali pertamanya, melainkan sudah enam kali Evi menjajakan jualannya di tengah pengunjung Denfest. “Informasi aktif kita cari dan dengar kabar bahwa Denfest tidak memusat di Catur Muka. Kebetulan saya dari Kesiman dan saya daftar akhirnya diterima.” ungkap Evi.
Lebih lanjut, ketika pandemi Evi merasakan penurunan ekonomi yang signifikan, namun sedikit terbantu karena penjualan online. “Jika pengunjung yang datang langsung masih sedikit. Kita sebagai UMKM hanya bisa bertahan, jika tidak begitu tidak bisa makan.” ucapnya.
Tidak terbatas pada makanan berat, stand UMKM di Desa Kesiman juga menjajakan makanan dan minuman kekinian. Diantaranya kebab, corndong, jamur crispy, sosis bakar, kentang goreng, hingga kopi kekinian juga turut melengkapi stand UMKM Desa Kesiman. Terdapat pula jajanan khas Bali seperti ubi, lukis ubi, kukus jagung, ubi pisang, cincau, klepon yang menarik perhatian pengunjung.
Matahari semakin terik dan pengunjung kian berdatangan untuk mencicipi makanan dan minuman UMKM Denpasar Timur. Melihat hal tersebut, I Ketut Wisna selaku Bendesa Adat Kesiman mengaku sangat mendukung kegiatan Denfest dalam rangka pelestarian dan peningkatan ekonomi masyarakat khususnya yang bergerak di bidang UMKM saat masa pandemi. “Memang terjadi penurunan pemasukan saat pandemi karena banyak yang beralih menjadi pedagang/UMKM.” ujarnya ketika ditanya keadaan perekonomian pelaku UMKM di masa pandemi.
Adanya pelaksanaan Denfest dengan konsep desentralisasi yang menyasar ke masing-masing kecamatan, bagi I Ketut Wisna merupakan bentuk kegiatan sosial yang memberi kesempatan UMKM berjualan adalah sesuatu yang sangat positif. Dukungan demi dukungan diberikan oleh Desa Adat Kesiman dalam pelaksanaan Denfest tahun ini yaitu dengan melibatkan yayasan, yowana adat, pecalang, pemangku, petugas kebersihan adat dan aparat. Selain itu, untuk mendukung UMKM di Desa Adat Kesiman, terbesit rencana desa adat menjabarkan seluruh UMKM yang ada di desa adat “Diurutkan dan nanti difasilitasi saat ada kegiatan” jelas I Ketut Wisna.
Di sisi lain, besar harapan Evi sebagai pelaku UMKM agar nantinya Denfest di masing-masing kecamatan bisa ramai, dan bisa membangkitkan UMKM setelah pandemi. “Dengan adanya Denfest ini bisalah bernafas sedikit dan bisa memperkenalkan warung juga.” tutup Evi.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!