Denpasar Festival ke-14 hari ini bertandang ke Denpasar Barat, tepatnya di Balai Banjar Abasan Tegal Buah, Desa Padangsambian Kelod (14/12). Sejak pagi hari, berderet UMKM tengah menyajikan berbagai produk unggulan desa. Banyak diantaranya menyajikan kuliner tradisional, seperti Nasi Kuah Cundang hingga Jukut Embung.
Keringat menetes dari dahi Ayu Rai, salah satu pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Banjar Abasan Tegal Buah sekaligus Ibu Kelihan Adat. Memang, sedari tadi standnya silih berganti datang pembeli. Di tengah kesibukkannya, ia masih sempat mengutarakan perasaannya dapat dilibatkan dalam Denpasar Festival ke-14. “Baguslah jadi masyarakat bisa dapat jualan, terutama ibu-ibu PKK-nya bisa meramaikan acara niki,” ucapnya seraya merogoh uang kembalian kepada pembeli. Ia hari itu menyajikan beberapa kuliner tradisional Desa Padangsambian Kelod. Terlihat menu seperti Nasi Kuah Cundang, Jukut Embung, Pepes Celengis, Pepes Kakul, dan Pepes Lindung berjejer menggunakan wadah anyaman bambu.
UMKMnya merupakan salah satu dari bagian program UP2K (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga) PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Desa Padangsambian Kelod. Neng Ayu, Tim Penggerak PKK Banjar Abasan Tegal Buah Desa Padang Sambian Kelod mengatakan bahwa kuliner yang terpajang merupakan inovasi-inovasi para ibu-ibu PKK untuk tetap menjalankan ekonomi rumah tangga di tengah pandemi. “Besok akan ada yang lebih unggulan lagi, seperti pudding kelor. Karena kelor banyak khasiatnya,” ujarnya. Memang, UMKM yang datang hari ini telah terseleksi desa. Seluruh pedagang pun telah melewati seleksi swab antigen pada kemarin harinya.
Neng Ayu kemudian menjelaskan kekhasan produk-produk khas Banjar Abasan Tegal Buah. Misalnya, Jukut Embung. “Bambu yang baru tumbuh itu tidak sembarang bambu, khusus memang ada yang menghasilkan khusus buat sayuran. Padangsambian Kelod memang ada khasnya. Khasnya sayur embungnya nika,” jelasnya dengan bersemangat. Adapun Jukut Embung ini diolah dengan direndamkan terlebih dahulu menggunakan air kelapa beserta garam. Embung kemudian diiris dan ditumis bersama bumbu base genep khas Bali yang telah ditumis.
Lebih lanjut, adanya stand UMKM bagi Neng Ayu turut membantu geliat ekonomi terutama bagi warga Desa Padangsambian Kelod terutama mereka yang sebelumnya bekerja di sektor pariwisata dan terdampak pandemi. “Denfest tentunya berpengaruh sekali karena kita kan daerah dekat dengan pariwisata itu lumayan besar sih, mereka yang punya usaha rumahan kemudian dijual di sini jadinya ya astungkara bisa membantu peekonomian mereka,” ungkap Neng Ayu selaku Tim Penggerak PKK Banjar Abasan Tegal Buah Desa Padang Sambian Kelod.
Gotong Royong Membantu Perhelatan Denpasar Festival ke-14
Gelaran Denfest yang masuk ke desa-desa pun menumbuhkan kembali semangat bergotong royong para krama (warga) banjar. Hal ini diungkapkan oleh Ayu Rai. “Ayo siapkan dibantu tidak hanya tempat, kita juga mengerahkan para anggota banjar seperti tempat yang diapkan bapak-bapak, ibu-ibu PKK juga, kemudian anak-anak ada menari dan megambel,” terangnya. Terlihat beberapa krama dari berbagai usia turut saling bahu membahu mempersiapkan perhelatan Denfest di balai banjar sejak pagi hari.
Di sisi lain, baik Neng Ayu maupun Ayu Rai merasa senang Denfest dapat hadir hingga ke desa-desa. “Bersyukur dengan adanya ini masyarakat mengenal oh denfest itu bukan di wilayah catur muka saja. Jadi sudah masuk ke pelosok yang ada di wilayah Kota Denpasar.” Tutup Neng Ayu seraya tersenyum.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!