“Arsa Wijaya. Tokoh Dalem berwajah manis pada Topeng Wali, melambangkan pemimpin yang membawa harapan (arsa) dan kemenangan (wijaya) bagi rakyatnya”
Kutipan yang berasal dari Buku “Spirit Denpasar Festival, Esensi Kepemimpinan Arsa Wijaya Menata Denpasar Abad XXI” melukiskan karakter yang dipancarkan Topeng Arsa Wijaya. Secara visual, rupa topeng ini berwajah tampan, bermata sipit, memakai urna, dominan berwarna putih.
Kehadiran penari dengan Topeng Arsa Wijaya dalam sebuah lakon garapan topeng di Bali, muncul setelah Tokoh Penasar yang bertindak selaku narator, komentator, penerjemah, dan pelawak. Tokoh Penasarlah yang mengendalikan alur cerita.
Suasana seketika berubah saat garapan berganti menjadi topeng berwajah tampan, bertindak penuh wibawa dan halus. Topeng itu adalah tokoh raja, Topeng Dalem atau Arsa Wijaya. Kehadirannya sebagai seorang raja, membawa pesan atau peristiwa baik itu berupa peperangan maupun upaya perdamaian.
Menarik garis linimasa historisnya, jejak seni tari topeng, hidup sekitar abad ke-10 pada masa pemerintahan Raja Jaya Pangus. Bukti sejarahnya terpatri pada Prasasti Jaya Pangus yang menyatakan adanya pementasan dengan menggunakan penutup wajah atau topeng.
Suratan sejarah tak hanya tertuang dalam Prasasti Jaya Pangus, Prasasti Blantih pun juga. Prarasti yang berusia kurang lebih 1059 Masehi ini mengungkap bahwa topeng telah dikenal dan banyak dipergunakan untuk pementasan.
Jejak sejarah lainnya terpatri dalam Prasasti Ularan Plasraya menyebutkan saat pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel (1460-1550) menaklukkan Kerajaan Blambangan, mereka membawa pulang beberapa barang rampasan yang salah satunya adalah satu peti topeng.
Sejak dulu hingga kini, keberadaan topeng Bali tak lepas dari sendratari topeng yang menjadi kebutuhan ritual upacara keagamaan. Cerita dalam sendratari biasanya diambil dari sejarah kerajaan, kisah legenda atau dari kitab Ramayana.
Apabila melihat dari segi gerak tari, Topeng Arsa Wijaya termasuk ke dalam topeng halus, dengan gerak yang lembut tetapi tetap memunculkan ketegasan. Rupanya dengan mata sipit atau segi tiga tumpul, memakai cudamanik atau u na di dahi, bibir tersenyum, gigi terlihat, warna putih atau kehijauan adalah perwujudan raja yang arif dan bijaksana.
Khusus dalam pementasan topeng diperlukan sesajen yang disebut peras untuk sesajen tapel, yang jumlahnya dua buah, satu pada waktu membuka peti tapel. Sajen ini merupakan peras untuk pasupati yaitu untuk “menghidupkan” tapel. Sesajen yang satu lagi digunakan pada waktu sesudah selesai pementasan.
Prof. Dr. I Made Bandem, MA., menjelaskan selama dirinya menari, Ia selalu berpegang pada teknik Ngunda Bayu, yang merupakan distribusi energi ke seluruh tubuh ketika sedang menari sehingga tidak mudah lelah. Teknik Ngunda Bayu amatlah penting untuk digunakan bagi para seniman Bali khususnya penari. Prof Bandem menambahkan setiap tarian memiliki teknik ngunda bayu yang berbeda-beda, termasuk pula dalam menarikan Topeng Arsa Wijaya.
Ngunda bayu sangat diperlukan agar saat penari di atas panggung tidak kehabisan tenaga, bagaimana pengolahan tenaga dari awal sampai akhir agar seimbang. Sebagaimana Swasthi Widjaja (1995:1), menyatakan bahwa ngunda bayu adalah menyalurkan atau mendistribusikan tenaga secara sambung-menyambung untuk menghasilkan gerak, kemudian tenaga dihasilkan lagi, didistribusikan lagi, sehingga menghasilkan gerak, tenaga dihasilkan lagi, dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan.
Topeng Arsa Wijaya beserta filosofinya menjadi tema besar sebuah nafas kehidupan berlangsungnya Denpasar Festival ke-14 yang diharapkan mampu meramu harapan dari rakyat sehingga mampu memetik buah kemenangan bersama.
Diolah dari beberapa sumber:
Beberapa Tari Upacara Dalam Masyarakat Bali oleh Drs. Anak Agung Gede Putra Agung
Rupa Mitologi Topeng Bali oleh AS Kurnia dalam BaleBengong.id
Topeng Menyingkap Karakter Manusia Dan Sejarah Masyarakat oleh Kadek Suartaya, SSKar., Msi, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar
Tari Topeng Dalem Arsa Wijaya: Mata Kuliah Program Darma Siswa Ri Di ISI Denpasar Tahun 2018 oleh I Wayan Budiarsa
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!