Posts

Keseruan mendengarkan musik di Denpasar Festival berlanjut di hari kedua pelaksanan. Seluruh pengunjung tampak mulai mengisi ruang – ruang kosong di Lapangan Puputan. Tidak hanya hari pertama, kini di hari kedua panggung musik turut diisi oleh grup musik berbakat, mulai dari grup band anyar hingga kawakan musik legendaris.

Gummy Girlz menjadi grup musik pembuka di panggung musik hari kedua. Sebanyak tiga anak menunjukkan talentanya dalam bernyanyi dengan membawakan lagu – lagu pop modern.  Gummy Girlz turut menunjukkan kebolehannya bernyanyi sambil menari dengan menunjukkan koreografi diatas panggung.

Penampilan pembuka dari grup musik Gummy Girlz

Penampilan berlanjut dari Sekolah Musik De Beat Musik Course yang mengajak tiga grup musik berbeda mulai dari anak – anak hingga remaja. Untuk persiapan di Denfest ini cukup cepat ya, karena memang tim yang kita bawa adalah tim yang sudah ready, jadi kita sudah siapkan mereka untuk Denpasar Festival, kira – kira sekitar 2 minggu untuk persiapan, mereka juga sudah dibentuk di kelas band kita, De Beat Musik Course juga ada kelas band jadi mereka ada personel tetap” ungkap Iwan selaku Manajer sekaligus penanggung jawab Sekolah Musik De Beat Musik Course. Ketiga grup tersebut turut membawakan musik pop dengan ciri khasnya masing – masing. Iwan turut menyampaikan harapannya agar Denpasar Festival dapat terus mewadahi talenta musik dari generasi muda saat ini, ” Harapan saya supaya denfest tetap mempertahankan dan memberikan wadah kepada anak – anak muda, terutama musik kita perlu regenerasi terus, dan di Denfest ini mereka bisa untuk berkarya dan menunjukkan skill nya” imbuhnya.

Grup Musik Vertical Limitz dari Sekolah Musik De Beat Music Course

Penampilan musik lainnya datang dari Nirkala Bali. Grup musik yang beranggotakan kelompok disabilitas ini seolah mengubah stigma keterbatasan dengan membuktikan bakatnya melalui penampilan musik pop diatas panggung. Nirkala Bali sebagai grup musik yang beranggotakan kelompok tunanetra, hadir dengan membawakan lagu – lagu pop bali legendaris, tidak hanya itu Nirkala Bali turut menampilkan original karya mereka yang berjudul Semangat Demi Masa Depan yang Indah.  I Wayan Dika Satyana selaku gitaris dan vokal turut menyampaikan makna Nirkala dari nama grup mereka, ”Nirkala diambil dari Bahasa Kawi yang artinya tak lekang oleh waktu, semasih kita bernafas, kita tetap berkarya dan memperjuangkan hak – hak disabilitas” ungkap Dika.

Grup Musik dari kelompok tunanetra Nirkala Bali yang tampil diatas panggung musik hari kedua (23/12)

Panggung musik yang dihadirkan di Denpasar Festival ke-17 turut menampilkan talenta terbaik dari generasi muda di Kota Denpasar. Salah satunya grup musik Prorock yang merupakan tiga besar dari lomba musik Festival Musik Remaja Denpasar Youth Festival tahun 2024. Membawakan musik bernuansa rock, prorock berhasil membangkitkan semangat para pengunjung yang hadir di Lapangan Puputan (23/12).

Penampilan grup musik Prorock

Penampilan lain juga hadir dengan ciri khasnya masing – masing, Grup musik Selowjings dengan membawakan lagu – lagu bernuansa country yang memiliki tempo lambat.  Tak hanya itu, penyanyi berbakat jebolan kompetisi musik turut berkolaborasi dalam satu grup yakni Bali Voice yang terdiri atas AVA, GAG, Suci, Dini dan Luna. Grup Musik  Jalan Tengah menjadi grup musik yang hadir untuk membangkitkan kembali semangat penonton yang kian malam kian ramai memadati lapangan.

Penampilan musik dari Bali Voice

Panggung musik Denpasar Festival hari kedua ditutup dengan kolaborasi apik dari band Nanoe Biroe yang menggandeng Joni Agung. Lagu – lagu lawas milik Nanoe Biroe kembali berkumandang dan mengajak seluruh pengunjung untuk mengingat kembali lagu – lagu Bali karyanya di tahun 2000an.

 

Penampilan musik oleh Nanoe Biroe bersama dengan Joni Agung