Kawasan Titik Nol Kota Denpasar berubah menjadi lautan cahaya dalam semarak Inaugurasi Pembukaan Denpasar Festival ke-17. Sebuah pementasan yang terselenggara tepat di Catur Muka tersebut, menandai dibukanya pesta akhir tahun Kota Denpasar, Denpasar Festival ke-17 secara resmi. Bertemakan Ngarumrum Kerta Langu: Kilau Denpasar, Inaugurasi Pembukaan Denfest ini menjadi pementasan yang menggaris bawahi potensi Denpasar sebagai kota yang berpendar cahaya dalam konteks pariwisata budaya. Pendar cahaya tersebut turut dituangkan dalam bentuk pementasan yang memadukan tradisi dan modernitas dalam satu penampilan berbalut cahaya yang berkilau.
Penampilan fashion carnaval dalam pawai Inugurasi Pembukaan Denpasar Festival ke-17 di Kawasan Catur Muka
Inaugurasi Pembukaan Denpasar Festival ke-17 turut berkolaborasi dengan Komunitas Naluri Manca yang mengemas pembukaan tersebut dengan konsep bertajuk Surya Candra. Ida Bagus Eka Arista sebagai founder Naluri Manca sekaligus Konseptor Inaugurasi turut menceritakan penggambaran konsep tersebut, “Surya Candra menggambarkan matahari (surya) yang terbit di timur terbenam di barat, dilanjutkan oleh terbitnya bulan (chandra) hingga kembali pada terbitnya matahari, sehingga sirkulasi perputaran cahaya dari siang ke malam itu menjadi sebuah rotasi perputaran kehidupan, ini yang menjadi sajian implementasi dari inaugurasi pembukaan kali ini” ungkap Eka Arista.
Penampilan Dewi Ratih beserta dayang – dayang yang membawa bola kristal yang menambah kesan kilau dalam Inaugurasi Pembukaan Denpasar Festival ke-17
Konsep rotasi matahari dan bulan ini tampak dari penyelenggaraan inaugurasi yang dibagi menjadi dua pementasan, yakni pawai dan pementasan inaugurasi. Eka Arista turut menyampaikan bagaimana Inaugurasi tersebut dikemas menjadi beberapa segmen yang menonjolkan perpaduan tradisi legendaris yang otentik dengan tradisi modern yang unik, “Dalam konsep pembukaan ada pawai pertunjukkan budaya yang diawali dengan segmen tradisional oleh penari – penari janger, diiringi dengan gong suling. Barisan kedua sudah mulai ada tingkatan sajian modern melalui kostum – kostum karnaval yang diiringi kendang Adi Merdangga dari Sanggar Kerta Jaya lalu tari baris. Berlanjut di barisan ketiga itu sudah ada tari – tarian yang lebih berkembang lagi” imbuh Eka Arista.
Iringan pawai yang menjadi penampilan pembuka untuk gelaran inaugurasi pembukaan Denpasar Festival ke-17
Pawai berakhir dengan permainan obor yang dilakukan oleh penari dan kemudian pementasan berlanjut dengan menonjolkan sisi kilau melalui penampilan inaugurasi dengan konsep glow in the dark. Seluruh penari hadir dengan menggunakan instalasi seni berupa kostum hingga properti yang bercahaya dalam gelap. Putu Gita Rahayu selaku Tim Kreatif Naluri Manca turut menyampaikan bagaimana teknologi dicoba untuk digabung dengan tarian tradisional yang dibawakan pada inaugurasi tersebut, “Kita mencoba perpaduan seni tradisi dan modern ternyata memiliki daya tarik yang unik dan baru. Dari naluri manca sudah mencoba visual glow in the dark jadi dari glow in the dark itu kita mencoba untuk terus mengembangkan bagaimana balutan visual yang unik dengan menggunakan lampu – lampu dengan teknologi” ungkap Gita. Penyajian konsep modern juga ditunjukkan dengan penampilan tron oleh penari dengan menggunakan laser yang seolah – olah membentuk pedang serta diiringi dengan penari yang menggunakan lampu LED.
Penampilan tari yang mengusung konsep glow in the dark oleh Komunitas Naluri Manca
Ni Luh Putu Riyastiti, S.S., M.Par, selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar menjelaskan bagaimana konsep Surya Candra dapat menjadi refleksi bagi kehidupan, “Tahun ini agak berbeda karena kita betul – betul melibatkan teman – teman dari naluri manca yang memiliki talenta yang sangat luar biasa jadi mereka menerjemahkan ngarumrum kerta langu sebagai keindahan bulan dan matahari, kami melihatnya sebagai refleksi bagi kita agar kita juga bisa bersifat seperti bulan dan matahari, ada keindahan di dalamnya dan ada matahari yang selalu menyinari jadi bermanfaat bagi semua mahluk hidup, kita melihat pencerminannya seperti itu, kita melihat dengan pencerminan bulan dan matahari kita berharap kita bisa memberikan manfaat bagi kehidupan ini.” ungkap Putu Riyastiti (22/12).
Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, S.E. beserta Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, S.E., M.M. turut hadir dan menjadi bagian dari pementasan Inaugurasi. Jaya Negara turut membuka inaugurasi dengan memberikan bola kristal yang kemudian diletakkan di kepala naga yang menjadi penampil dalam inaugurasi. Peletakan bola tersebut menjadi simbolisasi pembukaan Denpasar Festival ke-17 sebagai gelaran akhir tahun yang akan terhelat selama empat hari. “Sebenarnya perayaan yang ke-17 ini kita tetap memberikan ruang kreativitas anak muda yang kita prioritaskan, maka dari saya mohon kepada masyarakat Kota Denpasar untuk benar – benar memanfaatkan momentum untuk datang ke perempatan Catur Muka” ungkap Jaya Negara.