Semarak inaugurasi pembukaan Denpasar Festival ke-15 pada Rabu (21/12) berlangsung secara resmi membuka gelaran kreatif yang melintang di Kawasan Heritage Gajah Mada. Menampilkan garapan seni teatrikal tentang transformasi Kota Denpasar, pembukaan Denfest merefleksikan perkembangan dan kebangkitan kota kreatif berbasis budaya. Kebangkitan ini senantiasa memancarkan Tejarasmi: Cahaya Keindahan.
Sore itu (21/12), Kawasan Heritage Gajah Mada dipadati oleh warga yang datang dari seluruh penjuru kota. Mereka berbondong-bondong menonton inaugurasi pembukaan Denpasar Festival ke-15 di Patung Catur Muka. Pembukaan berlangsung pukul 18.00 WITA dengan dimulai dari kemeriahan penampilan marching band TK dan lantunan musik tech dan gender dari Kadapat. Berlangsungnya inaugurasi pembukaan sempat tertunda karena dilanda hujan. Namun, semangat para penampil tidak terhenti begitu saja. Inaugurasi tetap berlangsung dengan penonton yang kian padat merayap. Tidak lama kemudian, visual sebuah bemo tua beroda tiga yang melaju dari kediaman Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, SE, pun tampil dihadapan penonton. Wali Kota Denpasar dalam visual tersebut terlihat mengamati Kota Denpasar, bernostalgia, seraya menyapa warga kota. Kehangatan antara warga dengan para pucuk pimpinan Kota Denpasar kian terasa kala bemo tua tersebut melaju secara langsung di tengah kawasan Catur Muka. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Denpasar pun hadir di tengah kerumunan penonton.
Kehangatan dan keceriaan yang disebarkan melalui segmen pertama inaugurasi pembukaan itu membius alur berikutnya. Giliran orkestra etnik dan nyanyian kuno berisikan narasi tentang cahaya keindahan terlantunkan sebagai simbol kebangkitan seluruh sendi-sendi kehidupan Kota Denpasar. “Jadi ini seperti teatrikal, ada dalangnya dan nyanyian, tidak ada penokohan karena judulnya Tejarasmi. Kita mengambil sudut pandang yang melihat seluruh Kota Denpasar dan melihat perputaran kehidupan di dalamnya,” ujar Wayan Ary Wijaya, selaku konseptor garapan inaugurasi pembukaan Denpasar Festival ke-15. Garapan ini merupakan kolaborasi dari Palawara dan ITB Stikom Bali dengan melibatkan sebanyak 110 seniman.
Kian menarik, narasi tembang menjadi lantunan bagi penari beraksi, seperti penari burung, penari rakyat, penari arca, hingga penari pengusung patung. Inaugurasi pembukaan Denpasar Festival ke-15 pun diresmikan dengan menepakkan gendang oleh Wali Kota Denpasar dan meniup kerang sungu oleh jajarannya. Melihat antusiasme warga dan para pihak yang terlibat dalam Denpasar Festival tahun ini, Jaya Negara mengungkapkan maksud keterlaksanaan Denfest. “Momen ini kita juga pakai untuk menyebarkan Denfest sebagai momentum kebangkitan Kota Denpasar,” ujarnya. Lebih lanjut, Jaya Negara berharap antusias dan respons masyarakat dapat mengisi kebuntuan kondisi ekonomi kreatif pada dua tahun belakangan. “Mudah-mudahan kita bisa memulihkan kondisi dan masyarakat terutama UMKM bisa memanfaatkan peluang sebaik-baiknya.” tutup Jaya Negara.
Berbagai Gelaran Kreatif Tersebar di Kawasan Heritage Gajah Mada
Selain kemeriahan inaugurasi pembukaan Denpasar Festival ke-15, terdapat pula beragam acara di zone pemanggungan lainnya. Diantaranya, terdapat pementasan seni karawitan di Pelataran Pasar Badung, pementasan musik di Lapangan Puputan Badung, workshop fotografi dan pemutaran film di InnaHeritage Bali Hotel. Keseruan juga terpancar dari Panggung Gajah Mada yang menampilkan Jazz pasar beserta lomba fashion show.