Meskipun hujan deras sempat mengguyur Banjar Abasan Tegal Buah, Padangsambian Kelod. Namun tidak menyurutkan semangat para penampil untuk mempersembahkan garapan terbaiknya pada Selasa (14/12)
Pelaksanaan prinsip Nyatur Desa dalam rangkaian perhelatan Denpasar Festival, yakni menyebar mata acara ke empat wilayah di Denpasar kali ini hadir dari Denpasar Barat tepatnya Br. Abasan Tegal Buah, Padangsambian Kelod. Pementasan yang berlangsung sejak pukul 19.00 hingga 21.00 WITA, menghadirkan pementasan seni budaya kontemporer. Para penampil dalam pelaksanaan Denfest hari ini diantaranya Sanggar Bumi Bajra Sandhi, Juara 3 Makendang Tunggal dan Bapang Barong dari Sekaa Satya Bandhu Kencana, hingga Kroncong Jancuk & Dancer.
Penampilan pertama dipersembahkan oleh Juara 3 Makendang Tunggal dan Bapang Barong dari Sekaa Satya Bandhu Kencana. Para penonton yang hadir dengan protokol kesehatan bertepuk tangan meriah selama menyaksikan penampilan Bapang Barong yang atraktif. Selepas terhibur meriahnya penampilan Bapang Barong, para penonton pun dibawa ke dalam suasana yang 180 derajat berbeda dari sebelumnya. Suasana misterius dan tentram dihadirkan Sanggar Bumi Bajra Sandhi melalui garapan yang bertajuk “Mozaik”.
Penampilan kontemporer bertajuk “Mozaik” membawa kumpulan dari cuplikan karya-karya yang sudah ada sebelumnya, diantaranya adalah tradisi lisan Ni Diah Tantri. Selain itu, dalam garapan kontemporer juga menggabungkan eksperimen tubuh berupa gambuh yang menekankan pada karakter perempuannya.
Guyuran hujan berhenti pukul 19.30 WITA, perhelatan Denfest terus berlanjut di Banjar Abasan Tegal Buah. Menurut Perbekel Desa Padangsambian Kelod, I Gede Wijaya Saputra bahwa dirinya sangat mengapreasiasi langkah Pemerintah Kota Denpasar dalam melaksanakan Denfest ke-14 yang bertujuan membangkitkan potensi kesenian dan budaya di Kota Denpasar. Selama persiapan Denfest ke-14, dirinya dan segenap masyarakat hingga perangkat desa berusaha menyiapkan semaksimal mungkin fasilitas di Br Abasan Tegal Buah. “UMKM diberi fasilitas dan protokol kesehatan juga. Kami melibatkan pecalang dan semua perangkat desa ikut terlibat, Ada sekitar lima UMKM yang terlibat dan semuanya adalah produk lokal,” ujar Wijaya.
Tidak hanya Wijaya, Ida Ayu Wayan Arya Satyani selaku penggarap penampilan kontemporer bertajuk “Mozaik” dari Sanggar Bumi Bajra Sandhi turut mengapresiasi adanya Denfest ke-14 yang pelaksanaanya menjurus ke tiap-tiap banjar di Kota Denpasar. “Denfest bagus bisa masuk ke ruang-ruang seperti banjar, semoga terjaga konsistensinya,” harap Dayu Ani.
Mengenai protokol kesehatan, Wijaya turut menjelaskan bahwa capaian vaksinasi warga Padangsambian Kelod telah berada dalam vaksinasi gelombang ke-7 dan 97 persen warganya telah tervaksinasi. “Tidak hanya menggencarkan vaksin kami juga menjamin fasilitas di banjar-banjar seperti sudah disiapkan wifi, dan lain-lain kita sudah lengkapi,” tambah Wijaya.
Keseruan Denfest di Br Abasan Tegal Buah semakin terasa berkat polah tingkah dua pelawak Bali yaitu Gingsul dan Cedok, sebagai pemandu acara. Riuhnya pementasan di Abasan kian membuncah tatkala penampilan pamungkas dari Keroncong Jancuk. Sorak sorai suara penonton berpadu dengan instrumen keroncong yang khas berpadu dengan gaya gamelan Bali. Pembawaan para vokalis grup musik Keroncong Jancuk yang unik dan kekinian, turut memeriahkan suasana di langit malam Abasan.
Wali Kota Denpasar, I G N Jaya Negara yang turut hadir dalam pementasan di Abasan Tegal Buah, mengungkapkan adanya Denfest yang tersebar keempat Kecamatan di Denpasar dapat meningkatkan potensi-potensi yang ada disetiap kecamatan khususnya di ranah desa adat. “Mudah-mudahan dengan ruang yang kita berikan anak-anak kita masih bisa berkreatifitas dalam proteksi kesehatan. Adanya Arsa Wijaya ini kami ingin meningkatkan imunitas melalui kesenian, budaya, dan segala aktivitasnya,” ungkap Jaya Negara. Ia menegaskan dengan adanya Denfest kali ini diharapkan mampu meningkatkan imunitas dengan jalan senantiasa berkreativitas.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!