Komitmen Denpasar Festival ke-14 dalam memberi ruang berkreativitas untuk para seniman terimplementasi pada Pameran Seni Rupa Persembahan 17 tahun Kebersamaan 10 Fine Art. Spirit gotong royong kesepuluh seniman ini pun tercermin dalam agenda mulia berupa acara amal untuk para korban letusan Gunung Semeru.
Pameran seni rupa 10 Fine Art yang terlaksana di Ruang Pameran Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) berlangsung penuh spirit gotong royong. Semarak gotong royong berbalut misi kesenian ini sekaligus menjadi 17 tahun lebih peringatan kebersamaan para maestro seni rupa di Bali yang tergabung dalam komunitas seni 10 Fine Art. Kesepuluh seniman itu diantaranya IB Putu Purwa, Teja Astawa, Apel Hendrawan, Dollar Astawa, Romi Sukadana, Wayan Paramarta, A.A Ngurah Paramartha, Made Budiadnyana, Vinsensius Reru Dedy, dan Anyon Muliastra. Adapun Made Susanta Dwitanaya didaulat sebagai pengantar katalog pameran seni rupa tersebut.
Pameran yang dimulai pada Kamis (09/12) pukul 18.00 WITA ini, dibuka secara resmi oleh Anggota DPR RI Komisi 6, Rieke Diah Pitaloka dan Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara. Keduanya menggoreskan cat dengan kuas di atas media kanvas sebagai simbol peresmian 10 Fine Art yang resmi dibuka sejak tanggal 9 Desember hingga 23 Desember 2021. Sebelum membuka acara, Rieke yang karib dengan dunia sastra mempersembahkan sebuah puisi yang bertajuk Uang Kepeng, dalam puisi tersebut disisipi aksi amal untuk para korban letusan Gunung Semeru di Jawa Timur.
Sembari mengelilingi ruang pameran, Rieke pun menyampaikan kekagumannya terhadap karya para seniman dan keberlangsungan pameran saat ini. “Keren banget karya-karya pelukis Bali yang luar biasa,” ujar Rieke. Ia pun menambahkan, meskipun Bali sedang dalam kondisi yang secara ekonomi juga kurang baik sehingga berimbas kepada para seniman Bali. Namun, Rieke kian kagum sebab Bali masih berpikir untuk membuat suatu acara yang bukan hanya sekadar pameran lukisan melainkan turut menambahkan agenda amal sebagai spirit gotong royong dan solidaritas.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menjelaskan Pemerintah Kota Denpasar telah mengagendakan pameran ini sebelum pelaksanaan Denfest. “Adanya 10 Fine Art artinya Kota Denpasar memberikan ruang kepada pelukis-pelukis Denpasar di Denpasar Festival ini,” ungkap Jaya Negara. Ia pun berharap pameran ini mampu memotivasi seniman di kota Denpasar agar tidak larut dengan masa pandemi Covid-19 ini. Jaya Negara pun menambahkan adanya capaian vaksinasi dan protokol kesehatan yang terjaga diharapkan dapat menguatkan keberanian Denpasar sehingga mampu menghadapi tantangan baru di masa depan.
Salah satu seniman, I Wayan Paramartha yang terlibat dalam 10 Fine Art mengaku telah terbiasa berkecimpung dalam pameran. Uniknya kali ini, ia membawakan tema yang menggambarkan situasi pandemi. “Khusus untuk tahun ini, temanya mengenai pandemi berjudul Jendela Kita, karena selama pandemi kita selalu dirumah dan kebetulan yang saya pakai objek adalah anak saya.” tambahnya. Ia memaparkan bahwasanya karya dibuat bak jendela seolah pergerakan dibatasi atau ada pembatas saat muncul keinginan untuk bepergian keluar rumah. Tidak ada kendala yang cukup berarti baginya karena sebelum mengeksekusi ia sudah merenungkan dalam pikiran. “Semoga untuk kedepannya, kegiatan seni rupa dan seni yang lain dapat ditingkatkan apalagi tempat yang disediakan sudah bagus.” harapnya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!