Air yang mengalir bak kunci utama sumber kehidupan, begitulah Sanggar Sabda Kencana Sakti berhasil menuangkannya dalam sebuah garapan seni tabuh kreasi yang dipadukan dengan Tari Legong Tri Sakti pada hari pertama perhelatan Denfest di panggung budaya.
Denpasar Festival (Denfest) kini kembali hadir di jantung Kota Denpasar yang dibalut dengan berbagai pementasan seni hingga ragam stand UMKM yang siap memanjakan mata pengunjung. Tepat pada hari pertama pelaksanaan Denfest ke-16 yaitu Jumat (22/12), pementasan budaya turut dihadirkan di tengah semarak perhelatan. Berlokasi di panggung budaya tepatnya di Alun-Alun Lapangan Puputan Badung sisi selatan, pementasan dibuka dengan alunan tabuh kreasi selonding berjudul “Ampal Kliyang” oleh Sanggar Wesi Cwaram.
Selain itu, ratusan anak-anak yang tergabung dalam Sanggar Siwer Nadhi Swara menampilkan gamelan sambil bersorak dengan tujuan untuk menghapus Buta kala dan Sad Ripu. Garapan tersebut bernama “Ngerebeg”. Dengan persiapan yang terbilang singkat, penampilan Sanggar Nadhi Swara telah mampu menarik ratusan penonton menuju panggung budaya. I Ketut Subrata selaku Ketua Sanggar Nadhi Swara turut mengungkapkan kegembiraannya pasca anak-anak berhasil menampilkan garapan tersebut di khalayak, “Tentunya saya merasa sangat senang karena dapat terlibat di Denpasar Festival kali ini, begitupun dengan anak-anak dan orang tua mereka tampak bahagia. Selain itu, panggung ini menjadi ajang untuk mengenalkan sanggar dan garapan kami ke penonton,” terangnya.
Hari pun semakin gelap, kini giliran Sanggar Sabda Kencana Sakti menampilkan garapan terbaiknya berupa tabuh kreasi yang bertemakan “Nembah” berpadu-padan dengan penampilan Tari Legong Tri Sakti. Bukan tanpa alasan, tema tersebut dipilih sebagai bentuk penggambaran bahwa kehidupan manusia tak dapat terpisahkan dengan air yang mengalir atau dapat dimaknai bahwa air sebagai kunci utama sumber kehidupan. Begitulah tema tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah karya berbentuk tabuh kreasi semara pegulingan dengan memanfaatkan unsur musikalisasi yang tersusun secara harmonis.
Selama 30 menit, anak-anak dan remaja binaan Sanggar Sabda Kencana Sakti mampu menunjukkan kepiawaiannya dalam hal menabuh, menari, hingga medolanan. “Persiapan kami kurang lebih satu bulan dan memberi kesempatan pada generasi muda untuk tampil, yaitu penari 3 orang, penabuh 28 orang, dan dolanan anak-anak,” tutur I Ketut Gede Antara selaku Ketua Sanggar Sabda Kencana Sakti. Setelah itu, kemeriahan panggung budaya Denfest ke-16 hari pertama ditutup dengan Baleganjur “Ripusta” oleh Komunitas Super Saiyan dibarengi dengan ramai tepuk tangan penonton.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!