Bermula dari kecintaannya terhadap musik sedari kecil, kini Made Mawut berhasil mencipta belasan karya artistik khas musik blues. Uniknya, Made Mawut tak hanya menyenandungkan kalimat elok yang nihil arti, lebih dari itu ia menorehkan ribuan pesan tersirat sebagai simbol keresahan akan berbagai krisis yang menerpa.
Mengawali karir menjadi seorang solois blues pada tahun 2005 silam, I Made Surya Candra atau yang karib disapa Made Mawut seolah tak kering akan ide kreatifnya tentang musik. Hal tersebut, berakar pada hobinya mendengarkan musik dan kian terbawa oleh makna akan musik itu sendiri. “Saya mulai tertarik dan mendalami kenapa orang menyanyikan lagu itu. Kenapa liriknya bercerita tentang hal tersebut, dipelajari, dan dibenahi,” cerita Made Mawut sembari membuka memori masa kecilnya saat itu.
Bob Marley, seorang musisi tersohor di dunia reggae merupakan tokoh inspiratif dari Made Mawut. Dirinya mengungkapkan bahwa ia telah mengoleksi lagunya sedari kecil dan menyatakan kegemarannya terhadap Bob Marley. “Saya menggemari beliau dari kecil. Karyanya bercerita tentang freedom, saya tertarik kenapa dia bercerita tentang kebebasan,” ungkapnya. Selain itu, karena mengenal distributor kaset dan sering bercerita mengenai musik, sehingga pada akhirnya Made bertemu dengan genre blues yang kini menjadi aliran musik favoritnya. Kemudian, karena sempat bersekolah di Hawaii semakin memantapkan pengenalan Made akan musik blues.
Lebih lanjut, Made bercerita bahwa menjadi seorang musisi merupakan hal yang asik dan bebas, “Jadi musisi itu enaknya terus deket sama anak, karena kita kerja malam, dari pagi sampai sore bisa terus mengawasi anak. Kebanyakan bagusnya sih, asik dan bebas, karena itu tujuan kita, seperti sudah passion aja,” jawab Made dengan lugas.
Kupas Ironi Kehidupan Melalui Musik
Beragam karya ciptaan Made Mawut telah berkumandang di kanal musik lokal hingga nasional. Musik berlirik bahasa Indonesia dengan instrumen sederhana, beserta karakter vokal khas yang terasa begitu matang berhasil mengantarkan Made untuk merilis belasan karya yang tersirat makna kuat di dalamnya. Dalam karyanya, Made Mawut menyampaikan berbagai keresahan akibat krisis multidimensi yang dikemas menjadi alunan lagu dan didampingi dengan gitar akustik miliknya, seperti persoalan politik, lingkungan, serta pendidikan. “Terinspirasi dari pengamatan sehari-hari tentang bagaimana ketidakadilan yang menimpa kita, itu diperdalam dengan kasus yang lebih dekat,” begitu Made Mawut menyikapi sebuah krisis menjadi alunan lagu.
Salah satu contoh karya Made Mawut yaitu lagu berjudul “Blues Kamar Mandi” yang menceritakan tentang keserakahan manusia dalam penggunaan air tanah yang berlebihan untuk megaproyek dan kepentingan perusahaan besar, sehingga di rumah tangga tidak jarang mengalami yang namanya kekurangan air. “Krisis air itu kan sistematis sekali dan penggunaan air tanah yang berlebihan oleh perusahaan besar, sehingga akibatnya besar untuk di rumah tangga seperti air keran ngadat,” ungkap Made Mawut.
Selain itu, dengan bahasa khas yang cantik nan menggelitik, Made Mawut telah resmi menyelesaikan kedua albumnya yang bertajuk Blues Krisis dan Merdeka 100%, serta kini Made Mawut sedang menggarap album ketiganya di tengah naungan label Pohon Tua Cratorium dan diproduseri oleh Dadang Pranoto. Dirinya turut mengungkapkan bahwa sebagian besar lagunya adalah bagian dari curahan hatinya, “Tentu itu bagian dari curhat, pesannya tentu mengajak kita untuk bersama-sama untuk peduli dengan persoalan yang ada,” tambahnya.
Jalinan Kolaborasi Musik
Selain asik menjadi seorang solois blues, Made Mawut juga kerap menggandeng beberapa musisi dalam penggarapan karyanya, seperti Dadang Pranoto gitaris Band Navicula, Nosstress, Endah Widiastuti, Fendy Rizk, Truedy, Palel Atmoko, hingga Kaka Slank. Dengan menyajikan lagu termutakhirnya, Made bersama Kaka mulai mengawali kolaborasinya dengan menyanyikan lagu berjudul “Lingkaran Setan” yang dapat disaksikan melalui kanal Youtube pribadi Kaka. “Awalnya menurut Kaka memang mengikuti dari album pertama saya. Terus mulailah kita sapa-sapaan di media sosial, dan kebetulan dia sedang ke Bali, lalu saya diajak duet membawakan lagu saya yang dia suka,” cerita Made ketika menerima tawaran kolaborasi dari Kaka.
Bukan tanpa alasan, lagu tersebut Kaka pilih dikarenakan nilai yang terkandung dalam lagu tersebut sangat dalam yaitu mengenai dunia pendidikan di Indonesia. “Dia pilih lagu itu karena memang sistem Pendidikan di Indonesia gitu-gitu aja dari dulu. Kurikulum berubah tetapi belum klop dikuasai pengajar dan sudah ganti lagi, sehingga harus terus mulai lagi dari 0. Dampak ke murid juga dituntut untuk cepat, sehingga belum jelas apa yang kita dapat, pengalaman saya seperti itu,” cerita Made.
“Lulus SMA,
lanjut kuliah jadi cindra mata,
Sarjana,
Robot tak bernyawa,
Lingkaran setan pendidikan selalu begitu sampai sekarang”
Begitulah sekilas lantunan lirik karya Made Mawut yang sederhana tetapi rekat akan makna.
Lebih lanjut, kolaborasi Made dan Kaka Slank berhasil mengeluarkan single berjudul “Arak Steady Blues” pada akhir September 2022 melalui kanal Youtube. Karya tersebut menyimpan ironi letihnya pengrajin arak dalam proses produksi, tetapi tidak sebanding dengan hasil yang mereka dapat. “Sebuah kebanggaan jika karya kita diapresiasi oleh artis besar,” ungkap Made ketika ditemui pada Sabtu (17/12).
Bersua Menyapa Pecinta Musik Blues di Denpasar Festival
Sebagai musisi asli Denpasar yang menyanyikan karyanya dengan penuh perasaan disertai teknik petikan jari khas blues pada gitar miliknya mendorong Made diundang untuk tampil di banyak pemanggungan yang ada, seperti di daerah Canggu, Pererenan, Uluwatu, hingga pada beberapa festival, Denpasar Festival salah satunya. Tampil di Denpasar Festival (Denfest) bukan kali pertama bagi Made, dirinya dari tahun ke tahun kian eksis menyemarakkan perhelatan akhir tahun ini.
Made mengungkapkan bahwa tahun ini dirinya akan membawakan sekitar lima karya terbaiknya ke khalayak ramai. “Saya baru mengeluarkan single, nah itu akan saya bawa. Rencana akan mengeluarkan single juga dekat-dekat ini akan saya bawakan juga. Tetep ada lagu lama juga yang saya bawa,” ungkap Made dalam menjelaskan karya yang akan ia bawakan.
Tidak hanya itu, Made juga mengungkapkan kegembiraannya karena pada tahun ini Denpasar Festival hadir secara luring, “tahun ini bisa jadi lebih semarak karena melihat orang banyak yang berlalu-lalang, beda rasanya,” ungkap Made. Selain itu, Made turut berharap agar tempat kreatif terus hidup dan berkembang di Denpasar agar skena musik di Bali tidak sirna tergerus zaman.
Jangan lupa saksikan alunan musik blues karya Made Mawut di Denpasar Festival ke-15!
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!