Rintik hujan di Lapangan Puputan tak langsung menghentikan semangat musisi-musisi Bali dalam menampilkan karya terbaik mereka. Dimulai dari membawakan musik bergenre pop hingga metal, seluruh musisi yang hadir mengguncang kemeriahan panggung di Teater Taksu, Gedung Dharma Negara Alaya.
Pelaksanaan Denfest hari keempat nampak berbeda dengan sebelumnya, rintik hujan yang mengguyur wilayah lapangan puputan rupanya tak lelah untuk menyapa hingga hari keempat pelaksanaan Denfest. Pementasan musik yang semula direncanakan berlangsung di lapangan puputan pun turut mengalah akan sapaan hujan yang terus ingin jatuh.
Dharma Negara Alaya menjadi salah satu panggung bagi seluruh musisi kreatif Bali untuk tampil pada pementasan musik di hari keempat Denpasar Festival ke-15. Mulai dari anak – anak hingga orang dewasa turut menyemarakkan pementasan musik di hari keempat ini. Genre musik yang dibawakan pun beragam, mulai dari pop hingga metalica seluruhnya berhasil mengguncang panggung Dharma Negara Alaya.
Pementasan musik diawali oleh paduan suara anak – anak dari sekolah musik Farabi. Warna dari tiap suara yang berbeda, bersatu padu menciptakan harmoni yang memanggil seluruh pengunjung untuk datang dan menyaksikan secara langsung pementasan musik di Dharma Negara Alaya. Pementasan musik terus berlanjut dengan penampilan musik pop era 2000an yang dibawakan oleh remaja – remaja dari Debeat Music Course, dan dilanjutkan dengan penampilan oleh Sanur Voice, Sunary Rocker, dan White Rose.
Panggung DNA kian pecah dikala musik dengan genre metalica dari Old Taro menggema di seluruh ruangan. Personil Old Taro dengan jiwa yang membara berhasil mengguncang panggung DNA. Panggung terus berlanjut dengan penampilan musisi lainnya, seperti Dejavu dan Ballbreaker yang membangkitkan semangat seluruh penonton untuk bernyanyi bersama.
Berlanjut, pengunjung diajak hanyut dalam pementasan musik yang dibawakan oleh Nyanyian Dharma. Alunan musik pop dengan konsep yang berbeda serta lirik – lirik dari lagu yang dibawakan menjadi daya tarik dari musik Nyanyian Dharma,”konsep musik Nyanyian Dharma lebih ke pop sebenarnya ya cuman liriknya lebih tentang agama semuanya basik musiknya pop” ucap Dewa Budjana selaku produser dari Nyanyian Dharma.
Dewa Budjana turut menyampaikan apresiasinya terhadap musisi di Kota Denpasar yang turut serta tampil pada panggung DNA di hari keempat Denfest ini, “saya melihat banyak banget musisi di Denpasar yang bagus – bagus muda – muda tadi juga bareng main dengan Bali Gitar Mob para pemain gitar di Bali ada yang umur 11 tahun 14 tahun dari yang umur muda sampai umur yang jauh lebih tua generasinya bermacam – macam dan hebat – hebat semuanya” tutupnya pada wawancara Sabtu (24/12).
Panggung musik di Dharma Negara Alaya ditutup oleh suara khas dari Jun Bintang bersama Bintang Band yang hadir untuk memeriahkan semarak pesta akhir tahun ke-15 tersebut. Semangat yang dibawakan oleh Bintang Band tersalurkan ke seluruh penonton baik di DNA maupun di Lapangan Puputan melalui lagu – lagu khas anak muda. Jun Bintang turut menyampaikan apresiasinya atas perayaan Denpasar Festival yang turut memberikan ruang kepada musisi – musisi di Bali khususnya Kota Denpasar, “ini bentuk kepedulian pemerintah dalam memanjakan masyarakat, ga semua orang punya waktu untuk nonton ke Denfest jadi bikin live streaming, menempatkan banyak titik – titik untuk memberikan hiburan kepada masyarakat menurut saya itu keren menjadi hal yang bagus cuma memang cuacanya yang tidak mendukung begitu ada pemindahan lokasi saya bersyukur akhirnya memang betul hari ini memang hujan tapi di live streaming jadi temen – temen di lapangan puputan juga bisa nonton” ucap Jun Bintang selaku vokalis dari Bintang Band.
Diakhir wawancaranya Jun Bintang turut menyampaikan pesannya kepada seluruh anak muda serta musisi – musisi lain yang tengah berkarya, “harapan saya pada ruang – ruang publik, menghibur masyarakat untuk berekspresi bukan hanya di panggung – panggung besar, panggung – panggung kecil pun bisa di Pasar Badung, di Renon, di Puputan dan sebagainya, jadi bibit – bibit kecil itu amat sangat membantu musisi – musisi yang ingin banyak dapat gig, bukan hanya menunggu event, tapi hal – hal kecil itu terus diberikan ruang oleh pemerintah dan saya yakin Denpasar pemerintahnya sudah mensupport banget seniman bukan hanya musisi, semoga dalam kepemimpinan bapak Walikota terus bisa bersinergi dengan seniman – seniman di Denpasar” tutupnya.
Kadek Agus Arya Wibawa selaku Wakil Walikota Denpasar yang turut hadir dalam pementasan musik di panggung Dharma Negara Alaya turut menyampaikan alasan pemindahan pementasan musik dari lapangan Puputan ke panggung DNA, “kita dari pemerintah kota sangat mengapresiasi karena memang rencana awal pelaksanaan musik itu kan ada beberapa titik di lapangan yang pertama di Puputan, kemudian yang kedua di stage Gajah Mada, dan yang terakhir di Pasar Badung dengan melihat cuaca seperti ini kita dari pihak panitia penyelenggara itu mengambil inisiatif untuk memindahkan dan live streaming yang bisa disaksikan di sekitar kawasan Gajah Mada, oleh karena itu tadi saya sempat menengok menyaksikan beberapa pertunjukan sehingga teman – teman dan musisi yang tampil merasa lebih semangat untuk tampil di Denpasar Festival ini” ucap bapak Agus Arya Wibawa pada wawancara Sabtu (24/12).
Beliau pun turut menyampaikan harapannya terhadap perkembangan musisi – musisi di Kota Denpasar, “saya berharap kreativitas dalam bermusik itu tidak boleh berhenti kemudian kita selalu tingkatkan dan pemerintah kota akan selalu memfasilitasi kegiatan – kegiatan kreatif dari para musisi Kota Denpasar.” tutup Arya Wibawa.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!