Bertabur seniman berprestasi, Denpasar Festival ke-14 kembali berhelat di Pelataran Pasar Badung pada Sabtu (18/12). Di tengah gemerlap pementasan, rintik hujan disertai petir membasahi area pementasan.
Alunan Angklung Kekebyaran mulai terdengar di kawasan Pasar Badung, Denpasar pada pukul 16.00 WITA. Dipenggal menjadi beberapa bagian, Sanggar Seni Sri Pavaka dengan elok memainkan gamelannya. Bagian tersebut meliputi, Tabuh Telu Kreasi Denbukit, Tari Sekar Jagat, Tari Topeng Keras, Tari Topeng Tua, dan Tabuh Kreasi Pepanggulan Giri Putri.
Ketika hari mulai gelap, Sanggar Manik Metu mulai menampilkan garapan terbaiknya yaitu Topeng Panca bertajuk Nyomya. Bersumber dari Siwa Tattwa yang menceritakan turunnya Sang Hyang Tri Semaya, masing-masing berubah wujud yaitu Sang Hyang Iswara menjadi Telek, Sang Hyang Brahma menjadi Topeng Bang, Sang Hyang Mahadewa sebagai Barong Swari, dan Sang Hyang Bayu sebagai Dalang Samirama. Tepukan tangan penonton melengkapi pementasan dari Sanggar Manik Metu.
Komunitas Gana Bala yang berhasil meraih Juara I Mekendang Tunggal dan Bapang Barong oleh Dinas Kebudayaan Denpasar pada bulan November silam juga turut melengkapi perhelatan Denpasar Festival ke-14. Selama 30 menit, Komunitas Gana Bala menampilkan bakatnya di hadapan penonton. Made Adhi Wiguna selaku peraih Juara I lomba Bapang Barong mengaku merasa bangga karena diberi kesempatan untuk tampil di Denfest. “Ketika ada Denfest tahun ini, Juara 1,2,3 dan Juara Harapan 1 diundang untuk menari kembali.” tambah Adhi.
Selain itu, I Made Ari Mahaputra yang karib disapa Ari sebagai peraih Juara I Mekendang Tunggal turut membagikan perasaannya ketika dapat berpartisipasi di perhelatan Denpasar Festival. Tak main-main, pada Denfest tahun ini Ari tampil dalam dua mata acara sekaligus. “Bangga sudah diundang di Denpasar Festival. Namun, karena saya mengikuti dua mata acara di Denfest yaitu kemarin tampil di Wantilan Pengerebongan jadi agak sulit mengatur waktu.” ujarnya. Usai tampil, keringat para penampil mengucur dengan derasnya. “Lelahnya luar biasa tapi itu tidak mematahkan semangat karena saya suka dan hobi, jadi jalan saja.” ujar Abhi sebagai penari Bapang Barong.
Tidak terbatas pada kesenian tradisional, Denpasar Festival juga memberikan ruang kesenian modern untuk menampilkan bakatnya. Diantaranya ialah Balawan Music Traning Centre yang kerap disingkat BMTC, Tri Brother sebagai Juara 1 band D’Youth Festival, The Pewe, dan Crazy Horse. Dibawakan oleh vokalis muda, Balawan Music Traning Centre menyuguhkan lima buah lagu. Sesaat setelah BMTC tampil tepatnya pukul 20.20 WITA, hujan beserta petir mulai membasahi Pelataran Pasar Badung. Hal tersebut menyebabkan acara ditunda sementara waktu.
Pukul 21.20 WITA hujan tak kunjung usai, sehingga perhelatan Denpasar Festival terpaksa dilanjutkan pada keesokan harinya. Pengisi acara yang semestinya turut tampil saat itu seperti Tri Brother, The Pewe, dan Crazy Horse direncanakan akan dijadwalkan kembali. Gus Abi selaku salah satu personil dari Crazy Horse mengaku tidak merasa keberatan akan penundaan penampilan Crazy Horse. “Karena cuaca alam, kita tidak bisa banyak komplain, yang penting nanti kita kan akan dijadwalkan ulang juga. Yang penting dapat kumpul juga sama teman-teman yang lain” ucap Gus Abi. Ia juga berharap agar nantinya mendapatkan giliran dan bisa tampil dengan lancar.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!