Denpasar Festival hingga kini konsisten menjadi wahana utama untuk menyaksikan, memamerkan dan memanggungkan berbagai karya kekinian dari sektor ekonomi kreatif di Kota Denpasar. Beragam mata acara dirancang sedemikian rupa dengan pertimbangan yang matang untuk menciptakan suguhan kreasi bernuansa modern dan tradisional serta dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat Kota Denpasar untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan kota. Berlandaskan tema Jayastambha, Pilar Kejayaan menjadi perwujudan nilai yang tak tergoyahkan selama 15 tahun dari pelaksanaan Denpasar Festival ke-16.
Perhelatan Denpasar Festival ke-16 tahun ini kembali diadakan di lokasi tempatnya bermula, titik nol Kawasan Catur Muka selama 4 hari mulai dari tanggal 22 – 25 Desember 2023. Spirit yang dihadirkan dalam tema Jayastambha seakan menuntut kreativitas dalam penataan dan pengelolaan event dengan berorientasi pada kenyamanan serta kepuasan pengunjung ataupun pengisi acara dan stand. Hal tersebut didukung dengan kolaborasi seluruh seniman dan pelaku usaha kreatif di Kota Denpasar yang turut hadir mengisi zona – zona pemanggungan.
Pesta perayaan akhir tahun Kota Denpasar pun turut disambut antusias oleh masyarakat yang nampak memadati Kawasan Catur Muka pada hari keempat tersebut. Mulai dari pagi kawasan Gajah Mada dan Kawasan Veteran yang diisi oleh jajaran stand UMKM fashion hingga kuliner tampak tak sepi pengunjung. Kian malam pun pengunjung kian tumpah ruah di Kawasan Gajah Mada dengan mengisi ruang terbuka di Lapangan Lumintang sembari menikmati sajian kuliner yang berada di kawasan tersebut. Kawasan Catur Muka turut menjadi spot yang tak kalah menarik untuk mengabadikan momen bersama keluarga serta teman untuk menghabiskan hari terakhir gelaran Denpasar Festival ke-16.
Denpasar Festival Memutar Roda Ekonomi Lokal Kota Denpasar
Selain berfokus untuk memberikan wadah kepada para seniman, gelaran Denpasar Festival turut membantu untuk membangkitkan usaha lokal Kota Denpasar melalui stand-stand Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) dari bidang fesyen, kriya, agro, kuliner baik dari kuliner heritage, fushion, urban hingga kopi yang tersebar dari Kawasan Gajah mada, Jalan Veteran, hingga Lapangan Puputan Badung. Terdapat total 178 pelaku UMKM/IKM unggulan yang terlibat dalam perhelatan Denfest tahun ini yaitu sejumlah 89 bidang fesyen, kriya, agro serta 89 dari bidang kuliner. Semenjak hari pertama pelaksanaan Denpasar Festival ke-16, berbondong-bondong masyarakat menjajaki berbagai stand yang ada.
Pelaku usaha pun mengungkapkan antusiasme masyarakat tahun ini sehingga tak jarang produk yang disajikan khususnya produk makanan ludes terjual. “Acara tahun ini sangat meriah, masyarakat sangat antusias, kami menjual produk kopi, cake, roti, best seller cromboloni kami bawa 100 buah dan semua habis terjual,” ungkap Agus Yodi selaku salah satu tim UMKM kopi bernama Takaran Kopi. Selain itu, pelaku usaha juga mengungkapkan rasa terima kasihnya karena telah diberi kesempatan untuk mengikuti festival kreatif akhir tahun Kota Denpasar, “saya bersyukur bisa terpilih dan memeriahkan acara ini, bersyukur karena pendapatan pasti bertambah dan antusias masyarakat sangat besar. Di acara ini kita juga bisa memperluas jaringan melalui promosi,” tutur Diah Purnama Wati dari pemilik usaha kriya bernama Purnama Keben Bali.
Ria kemegahan Denpasar Festival pun ditunjukkan dengan omset transaksi yang mencapai Rp. 4.908.028.000 atau sebesar 4,9 milyar lebih. Angka tersebut terdiri atas Rp. 2.646.158.400 yang berasal dari stand kuliner dan kopi serta sejumlah Rp. 2.261.869.600 dari stand fesyen, kriya, dan agro. Angka yang tercatat telah melebihi target yang ditentukan di awal yaitu sebesar 3,5 milyar. “Masyarakat Denpasar sungguh antusias, kita banyak kehabisan stok, dan pelanggan banyak yang menunggu juga. Denfest kali ini sangat menyenangkan dan krodit, antusiasme luar biasa,” tutup Gita selaku tim UMKM yang bergerak di bidang agro.
Keterlibatan Seniman dan Pengisi Acara Denpasar Festival ke-16
Pemberian ruang kreatif dalam rangka pelaksanaan Denpasar Festival ini pun banyak dinanti oleh pelaku seni, mulai dari seni tradisi hingga seni modern. Seluruh mata acara Denfest pun telah disusun sedemikian rupa menyesuaikan dengan selera masyarakat dari berbagai generasi. Seniman tradisi khas Bali yang tergabung dalam berbagai komunitas kreatif, sanggar seni, serta karang taruna satu persatu telah menampilkan bermacam seni dari seni karawitan, seni bebalihan, seni sendratasik, hingga seni kontemporer.
Adapun sanggar yang terlibat di Panggung Budaya Denpasar Festival yaitu Sanggar Wesi Cwaram, Sanggar Siwer Nadhi Swara, Sanggar Sabda Kencana Sakti, Sanggar Super Saiyan, Keroncong Gita Lestari, Dadong Rerod CS, STI Bali, Codet, Ayu Maenah, Ayu Petong, Gingsul & MKP Bali, Konjen India, Sanggar Padma Duta Nusantara, Teater Wongkutus & Kolaborasi Artis Pop Bali, Oemah Drum Creative, WYP Art Foundation, Konjen Jepang, Sanggar Capung Gandok, Kubu Kayumas Art, Sanggar Wacika, Sanggar Manik Metu, dan Naluri Manca. Penampilan budaya dari berbagai komunitas kreatif tersebut turut menjadi momentum agar masyarakat tak kian lupa dengan kesenian tradisi di era globalisasi.
Selain itu, seniman modern meliputi Denpasar Pop Jazz City, Bali Pop Fushion, Indie Reggae Akustika, Denpasar Rock Blues, musik kolaborasi, hingga penampilan jawara Youth Festival turut serta memeriahkan pemanggungan musik. Adapun nama musisi yang terlibat dalam Panggung Musik Denpasar Festival hari pertama hingga keempat diantaranya Sekolah Musik Farabi, Marching Band Warmadewa Feat Rokavatar, Bali Drums & Guitar MOB, Widi Widiana & Dek Ulik, Nanoe Biroe, De Beat Music Course, Dunky, Meiska, Kolaborasi Band Jawara Youth Fest, The Bali Voices (GAG, Ava, Suci), Anggis Devaki, Sekolah Musik Balawan, Bandsos, Denpasar Country, Bali Reggae Movement, Balawan with Denpasar Rock Session, Scared of Bums feat Robi Navicula, Febri PBK, Sekolah Musik Sangaji , Militan 45, Pherona, Nyonya Ayu, Discotion Pill, XXX Bali, Mr. Botax feat Jun Bintang and Friends. Persembahan musik tak hanya sekedar penampilan biasa namun menjadi sebuah momentum bagi seluruh seniman lokal untuk membentuk kembali skena musik yang dapat dinikmati seluruh khalayak dengan memberikan penampilan terbaik diatas panggung.
Inaugurasi pembukaan Denpasar Festival ke-16 pun telah tersaji di Kawasan Catur Muka Denpasar yang dimeriahkan dengan pawai dan pementasan teatrikal dengan menggandeng sebanyak 1.200 orang penari. Konsep segar turut disuguhkan pada inaugurasi pembukaan untuk mengajak masyarakat mengingat kembali pilar – pilar penyangga budaya dan kejayaan Kota Denpasar melalui garapan dengan spirit utama Pura – Puri – Pasar. Inaugurasi pembukaan Denpasar Festival ke-16 resmi dibuka dengan penyerahan gelungan oleh Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, S.E. kepada penari baris yang dibawakan oleh anak – anak.
Giat pengadaan Denpasar Festival sebagai pesta rakyat menjelma roh bagi kehidupan seni dan budaya di Kota Denpasar. Para seniman pun turut mengungkapkan rasa terima kasihnya karena dapat terlibat di acara sentral akhir tahun Kota Denpasar. “Terima kasih saya ucapkan ke Denpasar Festival, luar biasa sekali pusat kota di Bali mampu berkesinambungan menyediakan sebuah ruang yang dimana ruang ini semua membutuhkannya. Ada kreativitas, UMKM, sarana publikasi media, ruang seperti ini patut dipertahankan, dikembangan, dan kian berinovasi kedepannya,” ungkap Ida Bagus Eka Haristha selaku salah satu pencetus Komunitas Seni Naluri Manca. Jun Bintang pun yang turut mewarnai pemanggungan musik hari keempat menambahkan harapannya agar gelaran Denfest tahun depan dapat menghadirkan lebih banyak musisi Kota Denpasar.
Penampilan dari para seniman mampu memantik antusiasme masyarakat sehingga selama empat hari digelar, Lapangan Puputan Badung tak pernah sepi pengunjung, bahkan selalu membentuk lautan manusia. Dengan berbagai macam pemanggungan, kehadiran Denpasar Festival pun mampu memberi ruang interaksi sosial dan bertemunya masyarakat dari beragam identitas dan usia, serta berhasil menjadi wadah penikmatan kreativitas sekaligus hiburan bagi masyarakat, serta sebagai media pendidikan, pembelajaran, dan pengungkapan seni.
Wahana Kreativitas dalam Bentuk Peragaan Busana
Denpasar Festival menjadi wahana untuk menyalurkan kreativitas dalam bentuk peragaan busana. Perhelatan fashion di Denpasar Festival selalu dinanti-nanti tiap tahunnya karena tanpa henti menampilkan karya terbaik desainer Kota Denpasar. Fashion Show Denpasar Festival ke-16 menghadirkan puluhan busana etnik bali dari 20 desainer diantaranya Anacaraka, A2 Ayu Kebaya, Baliwa Songkat, Pramada, Anyar, Bali Puspa, Bali Nusa, Rhea Cempaka, Taksu Design, Dewata Busana, Artini Kebaya, Gexoya Kebaya, Kesara Bali, Ayu Khirana, Prana Bali, Regina Fashion, Kinara Busana, Primadona Mode, Tri Agung Busana, dan Raga Busana.
Peragaan busana yang diinisiasi oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar serta didukung oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar, menjadi ajang bagi pelaku usaha fashion menunjukkan karya terbaiknya dan merupakan salah satu cara untuk merangkul seluruh desainer Kota Denpasar yang telah hadir menyemarakkan perhelatan Denpasar Festival ke-16 melalui stand fashion di sepanjang Kawasan Veteran dan Gajah Mada, “Kegiatan ini sebenarnya ajang untuk unjuk kreasi dari para desainer dan UMKM kota denpasar, Disperindag mencoba merangkul UMKM yang ada di Denfest,” papar Dewi Estede selaku Koordinator Mata Acara Fashion Show Denpasar Festival ke-16. Hasil karya desainer yang berpartisipasi pun turut dituangkan kedalam bentuk celemek dan tengkuluk.
Antusiasme peserta dan pengunjung dalam Lomba Fashion Show Celemek dan Tengkuluk di Kori Gajah Mada
Denpasar Festival ke -16 turut mewadahi kreativitas bagi pecinta karakter jejepangan mulai dari manga, anime, film, buku komik, video game, atau karya fiksi populer. Coswalk menjadi bentuk penyaluran kreativitas diri melalui sebuah kostum dengan menghadirkan 51 hasil karya dalam kompetisi kostum karakter. Ken selaku juri turut menyampaikan banyaknya wajah baru yang menghiasi perhelatan Coswalk Competition tersebut, “Perbedaan tahun lalu dan tahun ini yaitu banyaknya wajah – wajah baru, dan juga pastinya mereka menunjukkan semangatnya, dan juga pastinya mereka menunjukkan bahwa mereka bisa”ucap Ken.
Turut hadir dalam penutupan gelaran Denpasar Festival ke-16 pada hari keempat, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara. S.E serta Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, S.E., M.M. mengunjungi stand – stand kuliner dan fashion di sepanjang Kawasan Gajah Mada dan Veteran serta menyambangi panggung – panggung musik di Lapangan Puputan.
I Gusti Ngurah Jaya Negara. S.E turut menyampaikan harapannya akan gelaran Denpasar Festival, “melalui Denpasar Festival ini menjadi festival yang dapat memantik festival lain di Kota Denpasar pada tingkat desa hingga kecamatan sehingga nantinya festival ini dapat bergerak dan mengalir secara alami, dan pergerakan ekonomi pun dapat dimulai pada tingkat akar rumput dengan Denpasar Festival sebagai puncaknya untuk memfasilitasi potensi kreatif tersebut” ucap Jaya Negara. Kadek Agus Arya Wibawa, S.E., M.M. juga menyampaikan akan gelaran Denpasar Festival ke-16 yang telah berlangsung selama 4 hari, “luar biasa perputaran ekonomi di denfest tahun ini, setiap pelaksanaan Denfest kami akan selalu evaluasi pelaksanaan denfest ke-16 ini merupakan pelaksanaan hasil evaluasi kami terhadap evaluasi Denfest ke-15 tahun lalu, tahun depan pelaksanaan Denfest ke-17 akan sangat spesial karena itu ibarat kita anak muda itu sedang menginjak sweet seventeen, itu mungkin akan ada trek khusus kemudian ada treatment khusus, kemudian sudah kami evaluasi, tahun depan sudah kami sampaikan kepada panitia pelaksana mungkin spot foto akan diperbanyak sehingga masyarakat bisa mengekspresikan diri bersama keluarga di pelaksanaan Denfest itu bahwa Denfest itu adalah milik masyarakat” tutup Agus Arya Wibawa.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!