Pesona kawasan Gadjah Mada Heritage seolah berbinar tepat dengan rampungnya penataan sekaligus diadakannya Denpasar Festival di Plaza Pasar Badung pada Jumat (17/12). Suasana haru pecah saat proses pemuliaan Patung Dewi Mas Melanting dengan menghaturkan canang dan melantunkan geguritan salampah laku.
Begitulah suasana pemuliaan Patung Dewi Mas Melanting sebagai rangkaian dari rampungnya penataan kawasan Gadjah Mada itu. Haru terutama terpancar dari wajah arsitek penataan Kawasan Gadjah Mada Heritage, I Ketut Siandana, S.T. Di depan Patung Mas Dewi Melanting yang tersorot lampu kuning, ia menundukkan wajah seraya menahan matanya yang sembab dengan satu tangan. Sepotong suasana itu merupakan bagian dari rangkaian Denpasar Festival ke-14 yang berhelat di Plaza Pasar Badung. Hari ini (17/12), Denfest menghadirkan kesenian tradisional hingga konser musik yang dihiasi oleh berbagai seniman Kota Denpasar. Para pengisi acara diantaranya Ebano Bali yang membawakan kesenian selonding, tari damar kuung, dan rejang amustikara. Sementara itu, ada pula penampilan konser musik dari Keroncong Putri, Rare Ageta, Gus Agung and Band, Jun Bintang, Emoni, dan Panji Ulangan.
Rangkaian acara dimulai dengan menampilkan persembahan pementasan kesenian dari Ebano Bali berupa pementasan selonding, tari damar kurung, dan rejang amustikara. Suasana magis pun terasa sebab beberapa penari nampak kerasukan dan langsung dibopong menuju pura melanting. Telah rampungnya penataan Kawasan Heritage Gajah Mada kemudian dilakukan proses pemuliaan Patung Dewi Mas Melanting. Pemuliaan ini dilaksanakan melalui penghaturan canang beserta penerbitan sebuah buku bertajuk “Sang Kala Tri Semaya”. Sebelumnya, terdapat penataan kawasan Gadjah Mada Heritage, terdapat pembangunan Patung Dewi Mas Melanting, Patung Tri Semaya, Bangunan Jembatan, Bangunan Drop Off, dan Fassade Pasar Kumbasari. Patung yang hadir pun istimewa lantaran dikerjakan oleh para seniman muda Denpasar, Putu Marmar Herayukti dan Komang Gede Sentana Putra, S.Sn (Keduk). “Pasar yang kita kenal bukan hanyalah pertukaran komoditi, namun di masa lampau maupun di masa kini semestinya pasar itu menjadi tempat dan sebuah titik nol menjadi pertukaran budaya kesenian,” ucap Putu Marmar Herayukti, sang kreator Patung Dewi Mas Melanting memaknai karyanya.
Lebih lanjut, Wali Kota Denpasar dan Wakil Wali Kota turut hadir ke atas panggung dalam proses pemuliaan dengan menghaturkan canang dan melantunkan Geguritan Salampah Laku. I Ketut Siandana, S.T., selaku arsitek penataan kawasan Gadjah Mada menceritakan mengapa Marmar dan Keduk ditunjuk sebagai seniman yang menggarap mahakarya patung tersebut. “Di tengah patung ini ada karyanya Marmar, di kanan kirinya itu ada karyanya Keduk. Dua seniman ini juga memiliki karakter yang sesuai dengan karyanya ini,” terangnya seraya menunjuk masing-masing patung.
Di samping Ketut Siandana, Keduk menceritakan mahakaryanya. Ia mengatakan bahwa patung Tri Semaya sesungguhnya ingin mengangkat nilai-nilai karakter Kota Denpasar. Karakter Kota Denpasar ini diejawantahkannya secara gamlang melalui visual dalam karya etalasenya. “Saya ingin Denpasar saya itu adalah Denpasar, saya lebih ke percaya akan karakter sudah dibuat dengan nenek moyang di Denpasar. Yang paling sederhana adalah style Bebadungan,” ujar Keduk selepas peremian. Gaya pahatan Bebadungan itu baginya berupa bentuknya minimalis dengan ornamen dan menonjolkan bebalihan. Keduk juga menceritakan proses Patung Tri Semaya memakan waktu selama tiga bulan dengan berat sebesar 3.3 ton.
Pemilihan tempat Plaza Pasar Badung memang telah dipertimbangkan atas rampungnya karya-karya seniman pemahat Denpasar tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Event Organizer Denpasar Festival, Putu Gede Suwitra. “Tidak hanya sebagai ruang untuk transaksi tradisional terjadi di sini, tapi ada juga etalase-etalase yang merepresentasi kehidupan urban yang bisa dihidupkan melalui pelataran yang ada di sini,” jelasnya perihal pemilihan tempat Plaza Pasar Badung. Ia pun berharap agar etalase patung mahakarya seniman Denpasar tersebut dapat menjadi ikon kemakmuran sekaligus menjadikan Plaza Pasar Badung sebagai ruang kreatif.
Suasana Denpasar Festival kian meriah kala Jun Bintang hadir dipanggung. Masyarakat sekitar mulai berdatangan dan saling bernyanyi bersamanya. Meski sempat diguyur hujan, pelaksanaan Denfest sempat ditunda. Hal ini tidak menyurutkan semangat penonton. Mereka tetap menunggu persembahan para penampil. Terlebih, adanya bondres yang memantik gelak tawa membuat suasana Denfest kian hangat hari itu.
Adapun Wakil Wali Kota Denpasar, I Kade Arya Wibawa, S.E., M.M., sangat mengapresiasi kontribusi para seniman muda Denpasar. “Ke depan pak wali kota dan saya akan selalu menggandeng mereka (para seniman). Tadi mereka bilang berharap dilibatkan, kami akan menjawab itu. Bertahap. Mungkin spot-spot kota juga akan kita tata,” tambah Wakil Wali Kota. Ia pun nampak salut dengan antusiasme masyarakat yang hadir namun tetap taat protokol kesehatan. “Masyarakat Denpasar sudah sadar mereka butuh hiburan tapi mereka taat protokol.” Tutup Arya Wibawa dengan senyuman. Perhelatan Denpasar Festival hari ini pun dapat disimak pada siaran langsung di kanal youtube Kreativi Denpasar.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!