Warna-warni pelangi, rambut gimbal, dan kacamata hitam menjadi identitas sebagian besar para pengisi acara rangkain Denpasar Festival ke-14 pada hari Selasa (21/12). Kini, musik reggae mendapat gilirannya. Alunan ritmis skank itu menemani senja menuju peraduannya di Muntig Siokan, Pantai Mertasari, Sanur.
Puluhan tangan melambai-lambai kala Joni Agung & Double T membawakan lagu-lagunya di atas panggung. Memang, musik reggae menjadi giliran menghiasi panggung hiburan Denpasar Festival ke-14 di Muntig Siokan, Pantai Mertasari, Sanur. Ada pula penampilan musisi lainnya, seperti The Pewe, Anggel Band, The Jings, Soullast, Bali Reggae Boys feat Ida Budiman, Mr. Botax, The Small Axe. Joni Agung pun tak berhenti tersenyum saat bernyanyi. “Kita sudah menyiapkan lagu-lagu hits kita. Karena ada pengunjung, jadi kita ingin semuanya happy bergembira,” katanya.
Lebih lanjut, ia benar-benar ingin musik reggaenya dapat kembali mmebuat orang bugar setelah jenuh dari keseharian. “Kita anggap ini penutupan ya artinya teman-teman yang sudah berkerja, berkeringat, malam ini biar fit, biar ceria,” tambah Joni Agung saat dijumpai sebelum tampil. Geliat musik reggae selalu berdenyut di tangan musisi Joni Agung. Di tengah pandemi, pada Februari 2020 menjadi bulan spesial bagi Joni Agung & Double T. Di bulan ini, grup music reggae asal Bali ini merilis album terbarunya yang bertajuk Semara Ratih dengan total 20 lagu. Tidak berhenti samapi di sana, pada tahun 2021, Joni Agung & Double T juga meluncurkan sebuah single yang bertajuk Tembang Gegonjakan. “Single senang-senang aja, ya biarpun pandemi kita ada gigs-gigs kecil komunitas. Jadi kita tidak mati,” ungkapnya seraya tersenyum.
Penampilan Joni Agung & Double T malam itu pun sukses membuat para penonton bangun dari tempat duduknya menuju depan panggung. Masing-masingnya melambai tangan dan berdansa diantara pasir putih. “Inovasi yang ada ini luar biasa. Karena semua sedang susah. Agar tidak terfokus di satu tempat jadi bisa diadakan dimana-mana, semuanya bekerja keras meskipun di tengah pandemi masih berusaha dengan bagus,” ujar Joni Agung mengapresiasi konsep Denpasar Festival tahun ini.
Sementara itu, Gede Lanang Darma Wiweka atau yang dikenal Mr. Botax yang turut membawakan musik reggae pada hari itu. Biasanya, ia membawakan lagu rock dengan menjadi pemain bass Lolot Band. “Sekarang saya mainnya reggae. Sebuah komitmen yang awalnya di musik rock, kalau main rock saya sama Lolot Band, kalau idealis saya tuangkan di reggae,” ucap Mr. Botax saat dijumpai seusai penampilannya. Lebih lanjut ia membagikan cerita perjalanan musiknya yang sejak dahulu sudah memainkan genre reggae. “Dari SMA saya punya band reggae untuk sma saja. Ini bukan musik asing bagi saya, tinggal menyesuaikan telinga saja, untuk hati si sudah dari dulu (di reggae),” lanjutnya. Sama seperti Joni Agung, Mr. Botax pun tak surut-surutnya berkarya. Pada tanggal 12 Desember 2021 lalu, ia merayakan 25 tahun perjalanan musiknya. “Saya terus menulis beebrapa lagu dan dijadikan album, saya mengajak beberapa teman saya yang ikut dalam 25 tahun saya berkarya, seperti Joni Agung, Boby SID, Navicula, dan lainnya” papar Mr. Botax. Ia yang kerap dilibatkan dalam Denpasar Festival ini pun melihat pada tahun ini sangat bersyukur dengan keberadaan pengunjung yang bertandang ke Muntig Siokan. Masyarakat datang dengan tetap taat protokol kesehatan.
Adapun Joni Agung mengungkapkan harapannya bagi Denpasar Festival. “Harapan saya ke depan ya menumbuhkan orang-orang kreatif. Bukan hanya seniman musik, seniman tari, dan semua dikolaborasikan. Itu yang penting karena ini kan festivalnya Denpasar jadi yang melakoi orang-orang Denpasar.” Tutupnya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!