Denpasar Festival merupakan sebuah agenda kreatif di penghujung tahun yang selalu dinanti – nantikan oleh publik. Tidak hanya untuk merayakan akhir tahun, tetapi juga menjadi sebuah perayaan untuk menyambut tahun yang baru dengan semangat sukacita, harapan dan rasa syukur. Secara keseluruhan, Denpasar Festival menjadi wahana utama untuk menyaksikan, memamerkan, dan memanggungkan beragam produk kekinian dari berbagai sektor ekonomi kreatif di Kota Denpasar yang tak terpisahkan dengan pusaka budaya yang adiluhung. Perkembangan menuju arah yang modern menjadikan festival ini turut adaptif terhadap perubahan. Denpasar Festival hingga kini selalu berhasil menyuguhkan perpaduan antara kreativitas tradisi dan modernitas sehingga dapat memberikan inspirasi bagi khalayak luas untuk terus berinovasi pada kemajuan kota.

Dalam Press Conference Denpasar Festival Ke-17, Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, S.E, M.M. Menyampaikan Komitmen dalam Pelaksanaan Denfest yang Semakin Mapan dan Berdampak Tiap Tahun.

Sejak pertama kali diadakan pada tahun 2008, Denpasar Festival terus dicanangkan hadir sebagai perayaan kreativitas dan budaya Kota Denpasar di penghujung tahun. Kini di usia yang menginjak 17 tahun, Denpasar Festival semakin mapan sebagai wadah inovasi, pelestarian budaya, dan akselerator ekonomi kreatif yang dinamis. Hal tersebut turut ditegaskan dalam temanya “Ngarumrum Kerta Langu: Kilau Denpasar” yang menjadi representasi kota yang kaya akan warisan budaya sekaligus terbuka terhadap perkembangan modern. “Tahun ini Denfest menginjak tahun yang ke-17, kami selalu berkomitmen agar setiap pelaksanaan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan. Kami ingin semakin tumbuh dewasa dengan pelaksanaan semakin baik, mapan, dan ada manfaat yang dirasakan masyarakat kota akan terlaksananya Denpasar Festival,” tutur Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, S.E, M..M. ketika Press Conference Denpasar Festival 2024. 

Ngarumrum Kerta Langu: Kilau Denpasar 

Kehadiran tema “Ngarumrum Kerta Langu: Kilau Denpasar” di Denpasar Festival ke-17 ini mencerminkan dua aspek penting, yakni sebagai identitas kultural Denpasar dan dukungan pemerintah dalam bentuk strategi pembangunan. Denpasar tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga mengembangkannya menjadi sebuah ekspresi kontemporer yang relevan. Budaya menjadi akar yang kuat, dari mana tumbuh cabang-cabang kreativitas yang beragam, inklusif, dan terbuka terhadap pengaruh global. Festival ini menjadi payung yang menaungi seluruh kreativitas yang kian berkembang di Kota Denpasar. Pemerintah Kota Denpasar memberikan dukungan penuh terhadap Denpasar Festival, menjadikannya sebagai platform strategis. Festival ini berfungsi ganda, yakni sebagai sarana pelestarian dan pengembangan ekosistem kreatif lokal,serta sebagai alat promosi inovatif untuk destinasi geografis, historis, dan ikonik kota. Melalui festival ini, pemerintah berupaya memetakan potensi kreatif kota dan memperkenalkannya ke panggung yang lebih luas.

Wartawan menyampaikan pertanyaan pada Pemkot Denpasar terkait pagelaran Denpasar Festival Ke-17

Ngarumrum Kerta Langu dalam Bahasa Bali dimaknai sebagai upaya berkesinambungan mencumbu, mendekatkan asa, memesrai (ngarumrum) kesejahteraan dan kebahagiaan (kerta) yang memesona dan indah (langu). Filosofi tema ini diibaratkan seperti layangan Bali yang menari indah di langit – simbol harmoni antara tradisi yang kokoh dan modernitas yang memesona. Tema ini dirangkum sebagai “Kilau Denpasar” yang merupakan sebuah metafota yaitu kaya dan mendalam, yang menggambarkan perjalanan Kota Denpasar sebagai destinasi kesejahteraan dan keindahan yang berkelanjutan.Melalui tema tersebut, festival ini turut menggarisbawahi  potensi Denpasar sebagai kota yang berpendar cahaya dalam konteks pariwisata budaya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memposisikan Denpasar sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman budaya yang mendalam dan otentik. 

Implementasi tema Ngarumrum Kerta Langu menjadi spirit bagi pelaksanaan Denpasar Festival tahun ini, melalui kreativitas dalam penataan dan pengelolaan event yang berorientasi pada kenyamanan serta kepuasan pengunjung maupun pengisi acara dan stand. Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga wadah edukasi dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Bali. Pengunjung dapat menikmati berbagai pertunjukan musik dan seni, pameran kerajinan, kuliner tradisional dan populer, serta diskusi dan workshop yang menggabungkan elemen tradisional dengan sentuhan modern.

Penataan tempat penyelenggaraan Denpasar Festival ke-17 turut diperhatikan untuk memberikan kenyamanan ketika berkunjung, melalui pembagian 4 zona pelaksanaan di sekitar Kawasan Catur Muka, diantaranya: 

  • ZONA A > Kawasan Catur Muka 

area persimpangan antar zona, dimana inagurasi pembukaan digelar. 

  • ZONA B > Sepanjang ruas Jalan Veteran bagian selatan (depan Inna Bali Hotel)

Khusus diperuntukkan bagi stand UMKM Kriya dan Fesyen. Dilengkapi dengan panggung Fashion Show, untuk peragaan busana. 

  • ZONA C > Sepanjang ruas Jalan Gajah Mada bagian timur (depan kantor walikota) 

Khusus diperuntukkan bagi stand UMKM Kuliner dan Kopi. 

  • ZONA D >  Lapangan Puputan 

Utara > Panggung Musik 

Selatan > Panggung  Budaya 

Barat > Stand Kuliner kekinian 

Timur > Food ruck dan Wirausaha Muda Denpasar (WMD)

Depan Jayasabha > Stand Kartun Denpasar, Denah Sosial Kota Denpasar, HIPMI, Pos Kesehatan, Pos Keamanan Terpadu, INBIS Binaan Dinas Koperasi UMKM Kota Denpasar 

Denpasar Festival ke-17 siap menyemarakkan penghujung tahun dengan terselenggara selama 4 hari mulai dari tanggal 22 – 25 Desember 2024. Festival ini akan dibuka dengan pagelaran inaugurasi di Kawasan Catur Muka pada pukul 18.30 WITA. Inaugurasi menjadi pagelaran yang membuka acara Denpasar Festival secara keseluruhan dengan mengambil konsep Surya Candra yang menjadi representasi tema Ngarumrum Kerta Langu. Konsep ini diformat dalam bentuk pawai yang melibatkan lebih dari 500 penampil mulai dari anak – anak hingga dewasa dengan bentuk penampilan atraksi yang diawali dengan karnival, berlanjut dengan pawai teruna teruni, gong suling, janger, dan Tari Baris. Akhir pementasan akan ada permainan obor yang menjadi titik cahaya yang nantinya akan diambil oleh penari dari Komunitas Naluri Manca yang akan membawa cahaya tersebut penampilan dengan konsep glow in the dark. Simbolisasi bola kristal yang diberikan oleh penari kepada Walikota Denpasar akan menjadi  penanda dibukanya perayaan Denpasar Festival ke-17.   

Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Ni Luh Putu Riyastiti, S.S., M.par. Menyampaikan Pelibatan Berbagai Sektor dan Komunitas Sebagai Komitmen Denfest dalam Membuka Ruang Inklusif Seluas-luasnya bagi Masyarakat

Perhelatan Denpasar Festival selama 4 hari ini turut didukung oleh 30 grup musik dan 450 orang untuk pendukung pementasan budaya dengan diantaranya terdapat pementasan Tari Kathak dari Konsulat Jenderal India serta Tari Seka Kamoro, Mimika, Papua Tengah. Berbagai macam acara interaktif turut mengisi rangkaian acara di Denpasar Festival, diantaranya Workshop dan Lomba Fotografi, Parade Merangkai Bunga, Parade Ngelawar. “Kita memberi ruang seluas-luasnya untuk komunitas, sanggar seni, atau kelompok anak muda untuk tampil di Denfest, dan kami memfasilitasi semua golongan, dari anak-anak, remaja, hingga orang tua,” ungkap Ni Luh Putu Riyastiti, S.S., M.Par. selaku Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar. Selain itu, terdapat keterlibatan dari penyandang disabilitas dengan menyediakan pojok disabilitas termasuk penyediaan Juru Bahasa Isyarat (JBI). 

Sebagai salah satu festival yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui sinergi ekonomi kreatif, Denpasar Festival turut menghadirkan 190 UMKM unggulan yang sebelumnya telah melalui proses kurasi oleh lembaga profesional, diantaranya adalah 84 stand kuliner yang terdiri dari; 26 stand kuliner heritage, 32 stand kuliner kekinian, 7 stand kopi, 17 stand kuliner unggulan kecamatan, serta 2 stand terbaik 2023.  Tim kurasi produk kategori Kuliner dan Kopi dilakukan oleh ICA (Indonesian Chef Association) dan Ahli Gizi, Pande Putu Sri Sugiani, M.Kes, sementara itu produk Kriya, Fesyen dan Agro turut dilakukan kurasi oleh Disperindag Kota Denpasar Bidang Industri, Kerajinan, Aneka, Sandang dan Bidang Industri Logam Mesin Elektronika Telematika dan Agro. Berdasarkan kurasi yang telah dilakukan, terdapat 23 stand kriya, 53 stand fesyen, serta 20 stand agro yang turut melengkapi gelaran Denpasar Festival 2024. 

Gelaran Denpasar Festival juga memperhatikan dampak lingkungan pasca terselenggaranya festival, dengan membatasi penggunaan plastik sekali pakai, menyiapkan banyak titik tempat sampah, bekerjasama dengan untuk mensosialisasikan agar pengunjung merapikan serta membuang sampahnya sendiri. “Disiapkan 3 unit box sampah besar sebagai tempat sampah organik dan anorganik dengan hiasan seni mural serta edukasi di setiap sisinya,” jelas  Ir. I Gede Putu Suwitra selaku pihak konseptor Denpasar Festival. 

Denpasar Festival ke-17 menjadi bukti nyata bagaimana sebuah kota dapat mempertahankan jati dirinya sembari terus berkembang. Festival ini menjadi kesempatan emas untuk merasakan pengalaman budaya yang autentik sekaligus menikmati hiburan kekinian yang memukau. Pengelolaan Denpasar Festival selama 17 tahun tersebut menjadikan Denpasar Festival sebagai ruang dialog dan interaksi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat  yang ‘OPEN MINDED’, multikulktur, multi dimensi dalam entitas budaya bali. Tema yang kini mewarnai pelaksanaan Denpasar Festival ini menjadi penuntun bagi kreativitas yang membawa kilau bagi Kota Denpasar. “Denfest bukan hanya diingat sebagai festival rutin, tetapi harapannya bisa menjadi kegiatan yang memunculkan daya tarik agar masyarakat hadir,” ucap Kadek Agus Arya Wibawa, S.E, M..M.

 

 

Kanal Denpasar Festival ke-17  

Instagram : @denpasarfestival  

Website : denpasarfestival.id 

Tiktok : Denpasar Festival 

Denpasar Festival, sebagaimana sering diwacanakan oleh Bapak Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara. S.E, merupakan perhelatan akhir tahun yang selalu dinanti-nantikan oleh publik, tak hanya untuk merayakan pergantian tahun dengan sukacita, harapan, dan rasa syukur, tetapi juga sebagai wahana utama untuk menyaksikan, memamerkan dan memanggungkan kekinian berbagai sektor ekonomi kreatif di Denpasar, tak terpisahkan dengan pusaka budayanya yang adiluhung.

Secara keseluruhan, puncak – puncak kreativitas yang digelar di Denpasar Festival konsisten menyuguhkan perpaduan kreasi bernuansa tradisi dan modernitas, serta memberikan inspirasi bagi masyarakatnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi bagi kemajuan kota. Selama 15 tahun perjalanannya, Denpasar festival yang selalu digelar di titik nol kawasan Catur Muka Kota Denpasar, telah berhasil membenamkan visinya dihati masyarakat, menjadikan kreativitas sebagai sumber kekuatan untuk menghadirkan nilai-nilai baru sebagai pilar kejayaan dimasa mendatang.

JAYASTAMBHA – PILAR KEJAYAAN
Dihadirkan sebagai tema yang memayungi penyelenggaraan denfest ke-16. Menekankan pentingnya menempatkan nilai-nilai baru yang terlahir dari proses berkreativitas sebagai fondasi internal: sebagaimana PILAR memerlukan dasar yang kuat untuk berdiri, begitu juga KEJAYAAN memerlukan nilai, keyakinan, dan prinsip yang tak tergoyahkan. Tema JAYASTAMBHA sekaligus menjadi pengejewantahan tonggak prestasi, dimana Pemerintah Kota Denpasar telah berhasil meraih beberapa penghargaan bergengsi pada tahun 2023, sebagai penyulut semangat baru bagi Kota Denpasar untuk bersinar lebih terang di kancah nasional. Pilar kejayaan ini juga menggambarkan kreativitas dan sifat adaptif terhadap perubahan dan kebersamaan untuk bersama membawa Kota Denpasar menjadi kota yang maju.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, S.E., I Gusti Ngurah Jaya Negara, S.E., menjawab beberapa pertanyaan yang datang dari wartawan ketika Press Conference pada Kamis (21/12)

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, dengan penuh karisma menerima penghargaan Upakarya Wanua Nugraha, sebuah penghargaan tingkat nasional atas dedikasinya memimpin dan memajukan pembangunan berbagai sektor di Denpasar, terutama untuk melakukan inovasi demi meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Berkaitan dengan ajang ini, Desa Tegal Harum dari Kecama tan Denpasar Barat menjadi Juara I Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Regional Tahun 2023. Selanjutnya, Pemerintah Kota Denpasar kembali mengukir sejarah dengan mendapatkan pengakuan tertinggi lewat BKN Award Tahun 2023. Kota yang dikenal dengan “The Heart of Bali” berhasil membawa pulang tiga penghargaan bergengsi sekaligus, termasuk penghargaan untuk Implementasi NSPK Manajemen ASN terbaik, yang mencerminkan standar kerja tertinggi dengan Predikat Unggul. Tak berhenti di situ, Pemerintah Kota Denpasar juga meraih posisi keempat untuk Capaian Kebutuhan dan Mutasi Kepegawaian kategori Kota Besar. Penghargaan Special Mention pun diberikan kepada Kota Denpasar sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kota Denpasar dalam meningkatkan pelayanan.

Spirit tema JAYASTAMBHA, juga seakan menuntut kreativitas dalam penataan dan pengelolaan event, berorientasi pada kenyamanan serta kepuasan pengunjung ataupun pengisi acara dan stand.
Mulai dari penataan tempat penyelenggaraan Denfest 16, dibagi dalam 4 zona:

  • ZONA – A > Seputar Patung Catur muka
    area persimpangan antar zona, dimana inagurasi pembukaan digelar
  • ZONA – B > Ruas jalan Veteran bagian selatan ( depan Inna Bali Hotel)
    Khusus diperuntukkan bagi stand UMKM Kriya & Fashion. Dilengkapi dengan
    panggung catwalk, untuk peragaan busana.
  • ZONA – C > Sepanjang ruas jalan Gajah Mada timur (depan kantor walikota)
    Untuk stand > Kuliner Heritage & Coffee Shop
    Stand > Kriya & Fashion
  • ZONA – D > Alun-alun
    • Utara > Panggung Musik
    • Selatan > Panggung pentas Budaya
    • Barat > Stand Kuiner & Foodtruck Coffee

Pemilihan zona di atas telah disesuaikan dengan pertimbangan aspek keamanan serta kapasitas dan  daya dukung yang tersedia sehingga seluruh elemen masyarakat nyaman berkunjung ke Denpasar Festival ke-16. “Jalan veteran ini kami sudah mempertimbangkan aspek eleganitas, heritage jadi khusus untuk fashion, kemudian untuk pemetasan panggung yang ada di lapangan  digabungkan dengan stand kuliner, karena orang menonton tidak cukup dengan berdiri terus, tetapi juga bagaimana dia bisa difasilitasi dengan kuliner dan kopi disebelahnya,” terang Ir. I Gede Putu Suwitra selaku pihak konseptor Denpasar Festival ke-16.

Denpasar festival ke 16, digelar selama 4 hari mulai dari tanggal 22 – 25 Desember 2023. Pesta akhir tahun ini nantinya akan dibuka pada pukul 16.30 wita yang ditandai dengan Pagelaran kolosal Inaugurasi. Pembukaan yang melibatkan 1.648 seniman. Perhelatan Denpasar Festival selama 4 hari tentu didukung oleh 24 grup musik, 17 pementasan budaya, dan 178 UMKM unggulan yang sebelumnya sudah melewati fase kurasi. Festival yang diinisiasi dan difasilitasi oleh Pemerintah kota Denpasar, dibawah kepemimpinan I Gusti Ngurah Jaya Negara. S.E, sebagai wali kota dan Kadek Agus Arya Wibawa, S.E. Sebagai wakil wali kota, yang kemudian dipercayakan kepada Dinas Pariwisata Kota Denpasar sebagai Leading sector. I Gusti Ngurah Jaya Negara. S.E turut menyampaikan harapannya, “melalui Denpasar Festival ini menjadi festival yang dapat memantik festival lain di Kota Denpasar pada tingkat desa hingga kecamatan sehingga nantinya festival ini dapat bergerak dan mengalir secara alami, dan pergerakan ekonomi pun dapat dimulai pada tingkat akar rumput dengan Denpasar Festival sebagai puncaknya untuk memfasilitasi potensi kreatif tersebut,” ucapnya.

 

Pada akhirnya Denpasar Festival dapat memenuhi harapan masyarakat, dikelola dengan lebih baik, transparan, menyuguhkan sentuhan karya, cita rasa dan penampilan yang khas dan berkelas, menjadi ruang dialog dan domain interaksi publik yang ‘OPEN MINDED’, multikulktur, multi dimensi dalam entitas budaya bali, menjadi ruang ekpresi dan kolaborasi yang memiliki suasana nyaman serta menghibur.