Menikmati senandung aneka warna dari music jazz hingga lantunan tabuh kreasi menyambut kilau cahaya Denfest hari pertama di sepanjang pelataran Pasar Badung dan seakan memberikan pemanis dari awal rangkaian Denfest tahun ini.
Pelataran Pasar Badung nampak berbeda di hari Rabu, 21 Desember 2022. Panggung – panggung berhiaskan ornamen tradisional, deretan stand kuliner dan kriya, serta ratusan orang yang tengah menanti pementasan turut meramaikan semarak hari pertama Denpasar Festival ke-15 tahun ini.
Masyarakat dari berbagai elemen mulai dari anak – anak hingga orang dewasa terlihat memadati jalan Gajah Mada hingga ke pelataran Pasar Badung yang kian sore kian ramai pengunjung. Bukan tanpa alasan, berbagai agenda pagelaran tersai di panggung – panggung yang tersedia di sepanjang jalan Gajah Mada tersebut mulai dari sore ke malam hari.
Melangkah di sore hari, deretan anak – anak berbusana adat melenggang dengan anggun di atas panggung gajah mada. Agenda fashion Show bertemakan “Busana adat ke pura” tersebut diikuti oleh kalangan sekolah dasar kelas 4 -6 SD dan menjadi pemanis di hari pertama pelaksanaan Denfest tahun ini. Sorak sorai orang tua dan para penonton yang takjub dengan anak – anak yang sukses melakukan cat walk turut memberikan warna tersendiri di tengah keramaian pengunjung yang duduk menyaksikan fashion show tersebut.
Tak henti sampai di sana, mengitari Jalanan Gajah Mada di malam hari pun, masyarakat turut dimanjakan dengan alunan music jazz yang menggema di sepanjang kawasan tersebut. Para pengunjung yang tengah asik menikmati produk yang dipersembahkan oleh UMKM nampak berhenti sejenak sambil mengetukkan kaki dengan ringan seolah mengatakan bahwa mereka menikmati bunyi klasik dari gitar, bass dan drum yang mengalun di panggung gajah mada tersebut.
Jazz Pasar Trio menjadi salah satu dari beberapa kelompok musik jazz yang tampil di malam hari itu, kelompok ini turut menyajikan beberapa lagu daerah yang diberikan improvisasi dengan instrumen khas yaitu gitar, bass, dan drum di tiap lagu yang dibawakan, menjadi salah satu keunikan dan ciri khas dari musik jazz yang dikenalkan oleh kelompok ini, “kalau jazz kita tidak pernah terbatas, ada patokan tapi tidak pernah terbatas dengan itu, kalau di Jazz ada namanya solo, yaitu setiap pemain punya hak dan kebebasan untuk mengeluarkan ide – idenya yang sudah mereka pelajari dan itu bebas keluar di satu lagu, biasanya kita mulai satu , dua putaran untuk lagunya dulu baru kemudian solo masing – masing” ucap Dede Indra Putra salah satu anggota kelompok musik Jazz Pasar Trio.
Melalui penampilan tersebut Jazz Pasar Trio ingin mengenalkan sebuah akulturasi budaya antara budaya barat dan budaya bali, “tentunya seneng banget Denfest kembali lagi dengan hal yang baru, apalagi bisa mengundang kami, kita kelompok jazz di Bali kita juga bagian dari Bali, ini merupakan sebuah akulturasi budaya, kita bawa budaya barat yang sudah membudaya di Indonesia maupun di Bali untuk kita gabungkan atau kolaborasikan” imbuh Dede. Bentuk akulturasi ini dilakukannya dengan membawakan lagu – lagu tradisional bali dengan gaya music jazz seperti putri cening ayu dan janger. Perhelatan Denpasar Festival ke-15 tahun ini yang diselenggarakan secara luring baginya merupakan sebuah kesempatan untuk lebih mengenalkan kreativitas di music jazz ke masyarakat Kota Denpasar.
Hujan Tak Menyurutkan Semangat Seniman Lokal dalam Berkarya
Disisi lain bersamaan dengan alunan Jazz di panggung Gajah Mada, lantunan musik dari tabuh juga turut mewarnai malam perayaan Denfest hari pertama tersebut. Berhelat di pelataran Pasar Badung, berbagai sekaa tabuh yang tersebar di wilayah Denpasar menunjukkan kebolehannya dalam memainkan alat – alat musik tradisional di atas panggung, adapun sekaa tabuh yang hadir untuk memeriahkan pelataran antara lain Gamelan Gambang Sanggar Manikasanti, Tabuh Gandrung Ketapian Kelod, Gamelan Palegongan Bilah Lima Pagan Kelod, Gamelan Bumbang Br Tengah Sesetan, dan Gamelan Baleganjur Sekaa Telung Barung.
Agus Santiago selaku ketua Sanggar Manikasanti turut menyampaikan rasa suka citanya karena dapat terlibat dalam perayaan akhir tahun ini, “Kita selaku sekaa maupun komunitas seni di Denpasar sangat senang terhadap apa yang dilakukan oleh pemerintah semoga kedepan acara seperti ini lebih bisa diperbesar” ucapnya. Sanggar Manikasanti merupakan salah satu dari kelima komunitas yang tampil di pelataran Pasar Badung dengan membawakan Gamelan Gambang. Gamelan ini memiliki keunikan dari cara pemakaian serta instrument yang memiliki ciri khas musik Gambang.
Pementasan seni karawitan malam hari itu disambut meriah oleh masyarakat yang terlihat memenuhi sekitaran panggung di depan pelataran Pasar Badung. Hujan yang mengguyur titik pelaksanaan pementasan sempat menunda waktu mulainya acara, yang semula dijadwalkan pukul 18.00 WITA menjadi pukul 19.00 WITA, namun antusiasme masyarakat dalam menyambut Denfest yang kembali terlaksana luring tidak surut oleh rintik hujan, dan selepas hujan reda masyarakat kian ramai merapat mendekati panggung setia menanti kreativitas penggiat seni karawitan di Kota Denpasar.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!